Forma (29/8) Pagi tadi sekitar pukul 04.30 WIB UIN Sunan Ampel Surabaya dihebohkan dengan aksi penggembokan yang dilakukan oleh mahasiswa dipintu utama bagian barat dan timur twin tower UINSA. Aksi ini dilakukan oleh mahasiswa lantaran mahasiswa mengeluh mengenai keterlibatan mahasiswa dalam penyelenggaraan PBAK tahun ini. Keluhan yang dirasakan para mahasiswa ini terletak pada minimnya keterlibatan mahasiswa dan pengalokasian dana terhadap mahasiswa yang dinilai tidak sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama
“Tadi malam kami mengkaji peraturan yang dikeluarkan oleh Kemenag. Ternyata disana tidak ada secara spesifik yang mempresentasikan bahwa pihak mahasiswa itu harus 0,5%, karyawan harus 30% dan dosen harus 50%. Hanya saja disana menyebutkan item per item dalam penyelenggaran PBAK ini mahasiswa harus dilibatkan, karyawan harus dilibatkan dan dosen harus dilibatkan, sehingga itulah yang memberangkatkan kami untuk melakukan penggembokan digedung rektorat ” ujar Kholili, salah satu pelaku penyegelan.
Dalam aksi ini, Kholili ingin sekali mengembalikan kemerdekaan yang sejati bagi mahasiswa yang menurutnya adalah konseptor sejati. Selain itu menurut pemaparannya, kholili menemukan bahwa selama PBAK berlangsung, pihak pimpinan hanya mengajarkan sistem kapitalisme.
“Kalau dipasrahkan kepihak pimpinan, selama ini pihak pimpinan menyampaikan materi kepada mahasiswa baru ini tidak ada yang memberikan sebuah nilai yang bersifat kritis,transformatif, inovatif dan kreatif. Yang saya temukan malah mereka diajarkan sistem kapitalisme, masa mahasiswa UIN Sunan Ampel dicetak sebagai pengusaha semua. Kan mustahil menurut saya” lanjutnya
Dalam hal ini, Kholili berharap kepada mahasiswa baru UIN Sunan Ampel Surabaya agar dapat membidangi disetiap jurusan mereka masing – masing. Karena melihat dari PBAK yang berlangsung saat ini, menurutnya, mereka hanya ditawarkan pembodohan yang tidak ada pengetahuan untuk melihat dunia dalam pisau analisa yang kritis. (Fatimah)