Penulis : Baharuddin Chabib Chakim
Editor : Muhammad Chaidar
Gerakan Dema FSH
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) telah melaksanakan konsolidasi aksi pada tanggal 22 Agustus 2024, bertepatan dengan hari Kamis. Konsolidasi tersebut membahas mengenai rencana aksi yang akan mereka lakukan di hari Jumat, tanggal 23 Agustus 2024. Berbagai elemen ikut tergabung di dalam aksi tersebut baik dari BEM, Aliansi Buruh, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) juga ikut serta didalam aksi tersebut.
Uniknya pada aksi yang dilakukan hari Jum’at, Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Sutrabaya (Dema FSH) turut hadir di lapangan bersama dengan BEM SI. Sementara Dema Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (Dema U) tidak ikut serta dalam aksi tersebut. Bukan hanya itu dihari yang sama pada waktu yang berbeda, pada pukul 15.00 Dema U melaksanakan konsolidasi dengan seluruh Dema Fakultas se-UINSA, yang berlokasi di belakang Gedung Twin Tower. Ketika saya telusuri, ternyata Dema U bergerak bersama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara Jawa Timur (BEMNUS Jatim). Hasil dari konsolidasi tersebut, mereka memutuskan untuk turun aksi pada hari Senin, 26 Agustus 2024.
Hal yang perlu dipertanyakan, kenapa Dema Fakutas Syariah dan Hukum memilih aksi bersama dengan BEM SI, padahal saat aksi tersebut berlangsung, Dema U sedang melaksanakan konsolidasi. Saya menduga bahwa Dema FSH melakukan komando gerakan sendiri entah dengan atau tanpa sepengetahuan Dema U.
Menjadi aneh juga, jika Dema U mengetahui akan Gerakan yang dilakukan oleh Dema FSH. Kenapa Dema U tidak melarang atau bisa dikatakan acuh tak acuh terhadap Dema FSH. Selain itu lucunya Dema FSH yang telah melakukan aksi pada hari jumat, dan akan melakukan aksi lagi pada hari Senin. Meskipun Dema FSH tidak mengintruksikan mahasiswa FSH secara langsung, dengan cara memposting pamflet di akun instragramnya. Dalam Pamflet Seruan Aksi Dema U juga memuat logo Dema FSH. Maka hal ini membuktikan bahwa aksi yang dilakukan Dema U, Dema FSH juga ikut berkontribusi di dalamnya.
Gerakan Mahasiswa Terpencar?
Sementara itu terdapat sesuatu yang membuat saya bertanya-tanya, kenapa BEMNUS tidak bergerak bersama dengan BEM SI. Andaikan mereka bergerak bersama. Dapat dipastikan betapa kuatnya kekuatan solidaritas mahasiswa. Pantas saja kekuatan mahasiswa selama ini disepelekan oleh para birokrat Negara. Mereka saja belum bisa kompak dalam melakukan sebuah gerakan. Jika hal ini terus dibiarkan, maka hanya tinggal tunggu waktu saja kediktatoran birokrat akan semakin menjadi-jadi.
Selain itu Aksi yang dilakukan oleh BEM SI juga telah membuahkan hasil. Ketua DPRD Jawa Timur, Kusnadi setuju dan mau untuk menandatangai surat tuntutan tersebut. Maka dapat disimpulkan pula bahwa aksi pada hari Jumat, tanggal 23 Agustus 2024 telah menang. Namun terdapat suatu hal yang menarik dibalik kemenangan tersebut, dimana BEMNUS juga akan melakukan aksi pada hari Senin, tanggal 26 Agustus 2024. Yang menjadi pertanyaan adalah aksi pada hari Senin membahas tentang apa Jika aksi sudah dilakukan pada hari Jumat dan membuahkan hasil lalu mengapa harus melakukan aksi dua kali. Perlu dipahami bahwa aksi bukan serta merta untuk sebuah euforia. Namun merupakan jalan terakhir untuk menyampaikan sebuah aspirasi masyarakat.
Selain BEMNUS dan BEM SI, di Surabaya juga ada suatu aliansi khusus BEM yang menaungi Kota Surabaya sendiri, yaitu Aliansi Bem Surabaya (ABS). Anehnya Aliansi ini memilih diam tanpa melakukan sebuah Gerakan. Pada Isu sebelumnya tentang UU Cipta Kerja, aliansi ini aktif dalam mengawal isu tersebut, meski tidak ada tindak lanjut. Tapi yang perlu dipertanyakan mengapa isu mengenai Pilkada saat ini ABS tidak bersuara, tidak melakukan gerakan apapun baik secara kajian isu, gerakan media atau gerakan yang lainnya. Ketika saya mencoba menelusuri Instagram ABS. Postingan terakhirnya adalah Coming Soon Kongres ABS. Dengan adanya postingan tersebut maka saya menyimpulkan mungkin ABS saat ini sedang mengalami kebingungan dalam regenerasi kepemimpinan. Namun tetap saja, Permasalahan internal ABS bukan alasan untuk tidak mengawal permasalahan sosial. Tujuan adanya ABS adalah untuk menyatukan, memperkuat Gerakan. Bukan untuk rebutan kursi jabatan ABS.
Bisakah Mahasiswa Bergerak Kolektif
Dalam tulisan ini, saya tidak ada sekalipun niat untuk menjatuhkan harkat dan martabat suatu
Aliansi. Tulisan ini saya buat atas dasar keresahan yang saya rasakan. Ingin sekali saya melihat
Gerakan mahasiswa berjalan secara kolektif, tanpa terpecah kedalam suatu golongan dan kita berangkat dengan mengawal suatu permasalahan yang sama. Jika hal ini dibiarkan maka sampai kapanpun tidak aka nada yang namanya perubahan. Tujuan saya di dalam tulisan ini bukan hanya sekedar mengkritik, namun juga menyadarkan dan mengedukasi betapa pentingnya gerakan kolektif mahasiswa. Jangan lupakan pula beban moral mahasiswa yang kalian tanggung.
Ingat musuh kita bukan sesama mahasiswa, namun para oknum birokrat.