Reporter: Moh. Faiqul Waffa dan Muhammad Hengki Fernando

Editor: Syafrial A.

FORMA (18/05) – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Forma mengadakan seminar yang bertemakan “Artificial Intelligence (AI) Kawan atau Lawan dalam Kepenulisan Karya Ilmiah” yang bertempat di Gedung Aula B3 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Jumat (17/05). Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 40 mahasiswa/i beserta tamu undangan dari pers mahasiswa Surabaya. Kegiatan tersebut menuai banyak respons positif dari peserta hingga Wakil Dekan (WADEK) 3 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF).

Wakil Dekan 3, Andi Suwarko memberikan tanggapannya terkait seminar kali ini. Menurutnya, seminar tersebut merupakan kegiatan positif yang bersifat konstruktif untuk peningkatan kapasitas seluruh peserta dan mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) khususnya.

“Saya kira ini kegiatan yang positif, kontsruktif gitu ya untuk penguatan kapasitas temen-temen di forma maupun mahasiswa di fakultas ushuluddin,” jelas Andi.

Selain kegiatan ini konstruktif, tema yang diangkat dalam seminar kali ini juga sangat cocok jika disajikan kepada para mahasiswa. Karena kecerdasan buatan atau AI tersebut telah menjadi alternatif bagi mahasiswa untuk menyelesaikan serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas perkuliahan.

Selain itu, para peserta juga menikmati seminar tersebut dengan memberikan respons positifnya. Bagus Baharudin Syah, salah satu peserta yang memberikan tanggapan terkait acara seminar kali ini. Menurutnya, acara ini sangat baik karena tema yang dibahas juga dapat mengajarkan bagaimana penggunaan AI yang benar.

“Kali ini itu sangat baik karena bisa mengajarkan kita tentang bagaimana cara menggunakan AI sebagaimana baiknya untuk digunakan lebih baik ke depannya,” ujar Bagus.

Meski demikian, Diky Kurniawan Arif selaku ketua pelaksana acara seminar mengaku masih banyak yang perlu dievaluasi atas terselenggaranya acara tersebut. Ia menyampaikan bahwa ini adalah kali pertamanya ia menjadi ketua pelaksana. Selain itu juga terjadi keterlambatan dari beberapa panitia serta peserta seminar.

“Saya ini kali pertama jadi ketua pelaksana jadi banyak problem tapi tentunya bisa dihadapi bersama, pada waktu seminar itu terjadi keterambatan sebenarnya baik dari mahasiswa dan panitia juga terlambat. Itu sih yang harus perlu di evaluasi,” pungkas Diky.