Reporter: Ratu Kasih

Editor: Muhammad Chaidar

FORMA (8/9) Gereja Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria (Kelsapa) telah mengadakan HUT mereka yang ke-214 pada Hari Minggu, 08 September 2024. Acara ini dimeriahkan dengan adanya Lomba Mewarnai, Lomba Menggambar, Upacara Misa pada sore hari kemudian dilanjutkan dengan pentas yang ditampilkan oleh teman-teman lintas agama maupun oleh pihak Gereja Kelsapa sendiri.

Gaya Gereja Kelsapa dalam memeriahkan acara HUT mereka yang ke-214 ini cukup unik karena tidak hanya dihadiri oleh jemaat Gereja Kelsapa sendiri, tapi juga banyak tamu undangan dari berbagai tokoh dan teman-teman lintas agama. Di antaranya terdapat teman-teman dari Aliran Kepercayaan, Agama Buddha, Agama Konghucu, Agama Islam serta GKJW, Aliran Pentakosta, Aliran Advent dan banyak lainnya.

Acara pentas dibuka dengan kegiatan potong tumpeng oleh Romo Jauhari, atau yang lebih akrab disapa dengan Romo Jo, dilanjutkan dengan pentas lintas agama. Anak-anak Agama Buddha mengambil tempat awal untuk menampilkan tiga performa mereka, yakni musik kecapi dan drum, tari tradisional dan nyanyian. Kemudian terdapat dance modern dari remaja putri jemaat Gereja Kelsapa sendiri. Selain itu terdapat penampilan hadroh yang dimainkan oleh grup Studi Agama-agama UINSA turut meramaikan acara HUT ke-214 Gereja Paroki Kelsapa tersebut. Ada juga drama komedi yang mana para Romo ikut menjadi aktor di dalamnya, dan masih banyak lagi hiburan lainnya pada acara ini.

Adapun rencana untuk mengadakan pentas lintas agama ini menurut Romo Jauhari selaku pemimpin Gereja Paroki Kelsapa telah dipikirkan dan disiapkan jauh-jauh hari. Tidak hanya sekali, Gereja Kelsapa memang cukup getol mengadakan acara lintas iman dan dialog antar agama.

Gereja Kelsapa ingin menjadi promotor dan inovator dalam hal dialog antar agama untuk membangun dan mempertahankan toleransi dan moderasi di antara para umat beragama. Sehingga, isu agama tak lagi menjadi penghalang bagi manusia untuk saling berbagi kebaikan dan cinta kasih.

“Dialog antar agama yang terjadi masih sangatlah kurang. Dan untuk itu, Gereja Kelsapa akan terus mengupayakan dialog antar agama sesering mungkin kedepannya.” Tutur Romo Jo.

Seorang partisipan dari mahasiswa islam yang biasa dipanggil Fia menyampaikan bahwa acara ini membuka wawasan kehidupan toleransi beragama di Indonesia khususnya.

“Salut sih, karena tidak banyak dari umat-umat yang berani mengundang agama lain untuk berpartisipasi dalam ritual dan acara perayaan ulang tahun gereja.”