Reporter : Lailatul Arifah dan Asrori Ahmad

Editor : Muhammad Chaidar

FORMA (13/8) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya menggelar Pengenalan Budaya Akademik Mahasiswa (PBAK) pada Selasa (13/08/24) di gedung sport center UINSA kampus Ahmad Yani. Acara ini diikuti oleh kurang lebih 3000 mahasiswa baru.

Pukul 7.30 mahasiswa baru masing-masing fakultas dikoordinir menuju gedung Sport Center yang terletak di sebelah gedung rektorat. Acara dimulai pukul 8.30 diawali dengan pembacaan ayat suci al-qur’an oleh salah satu mahasiswi Fakultas Ushuluddin & Filsafat.

“Banyak inovasi baru yang terjadi tahun ini, mahasiswa baru sudah mendapatkan jas almamater sebelum acara PBAK. Yang kedua peran senior SEMA, DEMA-U sama Fakultas itu punya peranan penting hari ini, kalau ada bazar kan teman-teman sendiri yang mengelola, maka mari kita gunakan momentum PBAK ini sebagai awal yang baik untuk membangun bersama-sama.” Pesan Muzakki.

Dilanjutkan dengan penyampaian sambutan oleh rektor UINSA, Ahmad Muzakki. Pada kesempatan tersebut, Muzakki melakukan love sign dengan mengangkat kedua tangannya di atas kepala lalu menginstruksikan kepada seluruh audiens agar mengikutinya, seluruh mahasiswa kompak membuat pose love sign kecuali mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

“biar lebih dekat dengan anak muda.”

Menanggapi kejadian tersebut ketua Dema U dan konseptor kampus satu turut berkomentar.

“Apapun tindakan yang dibuat oleh teman-teman Ushuluddin, kami menghargai karena sikap dari Ushuluddin yang menjaga kondusifitas acara juga termasuk penghormatan bagi teman-teman universitas, jadi kalau Ushuluddin tidak mengikuti itu kita hanya memaklumi aja yang penting acara tetap kondusif begitu.” Ucap Alfin Thomas, Ketua Dema U

“Kalau nyalakan flash saya kira masih okelah, untuk pose logo hati di atas kepala saya kira aduh nggak mahasiswa banget nih pak rektor saya kira blunder pak rektor ini, kurang jauh ini pak rektor main social medianya.” Ucap Elang Akbar selaku konseptor kampus satu.

Selain itu Muzakki juga mengenalkan perihal beasiswa influencer, yakni beasiswa S2

bagi mahasiswa yang memiliki akun media social yang sudah terverifikasi juga bagi mereka yang mendapat dua penghargaan seperti cumlaude ataupun tahfidz Al-Qur’an.

DEMA-U selaku konseptor acara mengaku bahwa acara PBAK ini memerlukan usaha lebih.

“Kendala awal kita yaitu agak effort untuk masuk ke gedung rektorat, selama ini kan PBAK dipegang oleh rektorat, alhamdulillah tahun ini DEMA-U bisa mengusulkan konsep PBAK sebagaimana yang diharapkan oleh para mahasiswa.” ucap Elang.

Terkait larangan membawa atribut dan drum ke dalam gedung selama setengah hari ketua Dema U mengatakan bahwa itu merupakan kesepakatan bersama antar semua pihak.

“Untuk kondusifitas forum kita memang sudah komunikasi dengan teman-teman fakultas, dan terjadi beberapa kesepakatan yang kita aspirasikan kepada rektorat sekiranya permintaan teman-teman fakultas itu juga mereka turuti.” Tutur Alfin Thomas selaku ketua DEMA-U.

Ia juga berharap agar kedepannya mahasiswa tetap dibiarkan berpartisipasi dalam mengawal dan mengonsep acara PBAK kedepannya.

“Pesan saya untuk mahasiswa baru jangan capek-capek berproses pilih satu kendaraan untuk mengantarkan kalian lulus dari kampus entah itu UKM atau Organisasi Eksternal maupun ormawa.” Pesan Elang

“Bagi saya, sebelumnya tidak ada kendala, tapi hari ini ada kendala waktu yakni waktu sholatnya kurang, pesan saya agar waktu istirahatnya dimajukan atau ditambah lagi untuk sholat. Untuk planning saya kedepannya, saya ingin ikut UKM UPTQ.” Tutur Maulana Muhib Fikri, mahasiswa baru prodi IAT.

“Alhamdulillah hari ini tidak ada kesulitan dan berjalan dengan lancar, meskipun berdesakan acaranya seru banget karena ini cuman sekali.” Ucap Chusna Maladani dari prodi IAT.

Acara PBAK hari pertama berakhir cukup terlambat dari rencana rundown awal hingga hampir memasuki waktu maghrib sehingga para mahasiswa merasa kekurangan waktu untuk beribadah sholat ashar. Namun secara keseluruhan acara berjalan dengan lancar dan kondusif tanpa menimbulkan kericuhan yang berarti.