Dok.Forma

Pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan (PBAK) Uin Sunan Ampel Surabaya (UINSA) 2018-2019 sedang dilaksanakan, acara yang dilaksanakan selama empat hari ini terhitung sejak hari selasa tanggal 28 agustus 2018 dan berakhir tanggal 31 agustus 2018 tentunya menarik untuk kita lihat kembali sisi positif dan negatifnya sebagai bahan evaluasi bersama-sama oleh pihak mahasiswa dan pihak birokrat universitas.

Penulis sendiri lebih tertarik melihat dari sisi negatif acara PBAK ini, yang menurut penulis sendiri sangat banyak yang perlu ditinjau kembali dan perlu dikoreksi oleh pihak birokrat universitas UIN sunan ampel surabaya sebagai pemangku kebijakan.

bagi penulis sendiri pertama-tama ingin mengatakan bahwa dalam PBAK tahun ini ada semacam rasa saling tidak percaya antara dua kubu yang menjadi panitia, yang pertama dari pihak birokrat universitas kemudian dari pihak mahasiswa sendiri, penulis mengatakan dua kubu karena memang menurut anggapan penulis sendiri baik birokrat universitas maupun mahasiswa seolah-olah tidak padu dan saling berebut untuk menghegemoni satu sama lain, dan penulis lihat pihak birokrat kampus menjadi pemenang dalam acara saling berebut kuasa dalam PBAK tahun ini, dan mahasiswa sendiri menjadi pihak yang dipecundangi.

Tentunya ini adalah hal yang masuk akal, mengingat pihak birokrat kampus memiliki segala peralatan untuk menguasai, dan mahasiswa layak menjadi yang dipecundangi mengingat pihak mahasiswa sendiri bagi penulis tidak memiliki semacam amunisi untuk menyerang balik pihak birokrat universitas atau mungkin mereka punya hanya kurang keberanian dan kecakapan saja mungkin.

sebut saja batas  panitia dari pihak mahasiswa yang hanya berjumlah 8 orang yang sampai sekarang masih menjadi tanda tanya besar dikepala penulis mengapa kok dibatasi 8 orang, pertimbanganya apa dan tujuanya juga apa, namun pertanyaan ini tidak perlu dijawab oleh pihak birokrat kampus, karena menjawab pun juga tidak berguna karena PBAK sedang berlangsung, namun penulis ingin menyampaikan kalau bisa PBAK pada tahun mendatang jumlah panitia harus diatas 20 orang dengan pertimbangan tentunya adalah pekerjaan yang merepotkan jika panitia hanya dibatasi 8 orang dari pihak mahasiswa dari tiap-tiap fakultas, karena tentunya panitia akan kewalahan mengatur ratusan mahasiswa baru tersebut dengan hanya di-handle oleh 8 orang mahasiswa.

Kemudian larangan melakukan TM (technical meeting) dan beredarnya peraturan dari pihak birokrat kampus yang  menyatakan untuk tidak melakukan kegiatan dalam bentuk apapun  baik itu pertemuan, persiapan dan penutupan sebelum dan sesudah tanggal 28 agustus 2018 hingga tanggal 31 agustus 2018 yang mana hal ini dilanggar sendiri oleh pihak birokrat kampus dengan mengadakan gladi bersih pada tanggal 27 agustus 2018 yang mendapat protes keras dari pihak mahasiswa dan men-cap kalau pihak birokrat kampus tidak konsisten. Namun terlepas dari aturan yang mereka langgar sendiri, tentunya tak ada yang bisa  memberikan sanksi kepada pihak birokrat kampus karena mahasiswa dalam hal ini tidak punya amunisi untuk memberikan sanksi sebagaimana pihak birokrat kampus bisa memberikan sanksi kepada mereka saat mahasiswa melakukan pelanggaran.

Kemudian pada saat acara berlangsung, menurut penulis sendiri acara PBAK pada tahun ini sangat monoton dan seperti yang sudah diprediksikan sebelumnya oleh banyak mahasiswa bahwa PBAK pada tahun ini sangat tidak meriah, bahkan ada semacam guyonan yang bernada sarkasme yang diucapkan oleh salah satu teman penulis sendiri bahwa yang dilaksanakan pada tahun ini bukanlah pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan, melainkan workshop, dan menariknya anggapan itu penulis sepakati, karena memang mahasiswa baru hanya ditempatkan di dalam forum, kemudian diundang pembicara yang memberikan materi kepada para mahasiswa baru, nah kalau seperti itu bukan workshop lantas apa? Seminar kah atau talklshow, atau mungkin pelatihan.

Penulis kira pemangku kebijakan universitas membagi tugas lah untuk mahasiswa, jangan kemudian memonopoli PBAK tahun ini sehinga terkesan sak karepe dewe, karena penulis lihat acara PBAK pada tahun ini tidak meriah sama sekali, atau mungkin yang ditargetkan oleh pemagku kebijakan bukan meriahnya acara, kalau begitu apa yang mereka kejar dengan mennganggap bahwa PBAK tahun ini sebagai gawe universitas.

Penulis harap acara PBAK pada tahun mendatang tidak seperti ini, disamping mematikan peran mahasiswa, karena penulis lihat panitia dari pihak mahasiswa pada saat workshop PBAK berlangsung hanya menganggur dan riwa riwi ngak jelas, karena memang tidak ada yang bisa dikerjakan, dengan alasan semuanya sudah diatur oleh pihak birokrat  kampus, bahkan dari pihak mahasiswa ada yang berkeinginan untuk mundur  jikalau memang keadaannya seperti ini.

Dan terakhir, penulis harap pemangku kebijakan tidak marah dengan tulisan ini, karena memang penulis rasa perlu untuk menyampaikan bahwa ada semacam kebosanan melihat PBAK pada tahun ini, meskipun baru satu hari, dan penulis kira sampai selesai pun juga akan tetap seperti ini, monoton dan tidak meriah, atau mungkin pemangku kebijakan tidak menargetkan kemeriahan, kalau begitu apa yang mereka kejar?

(Baharuddin)