Reporter : Farahdilla Aulia dan Siti Naila Nahdliyah

Editor : Muhammad Chaidar

Forma (14/8) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat melaksanakan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan dan Hukum pada Rabu (14/8/24) di lapangan futsal Fakultas Syariah. Pada hari kedua ini Wakil Dekan 3 bidang kemahasiswaan, Andi Suwarko, memberikan penjelasan mengenai program pengembangan kesejahteraan mahasiswa.

Menurutnya, ada beberapa jenis beasiswa yang bisa diikuti oleh mahasiswa, mulai dari beasiswa penuh hingga beasiswa parsial.

“Kami memiliki tiga program utama terkait kesejahteraan mahasiswa, yaitu beasiswa penuh, beasiswa parsial, dan santunan untuk mahasiswa yang mengalami musibah,” ujar Andi.

Beberapa contoh Beasiswa Penuh atau Full Scholarship antara lain KIP-K, Beasiswa Indonesia Bangkit LPDP, dan Beasiswa Pemuda Tangguh Surabaya. Beasiswa KIP-K diperuntukkan bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga pra Sejahtera. Beasiswa ini meliputi biaya kuliah tunggal (UKT), dan biaya hidup.

“Tahun lalu, sebanyak 600 mahasiswa UINSA menerima beasiswa KIP-K, jadi mereka 8 semester mendapatkan bebas UKT. Ada lagi beasiswa BIB-LPDP Kemenag. Namun, jumlah penerima Beasiswa LPDP mengalami penurunan pada tahun 2023. Hal ini disebabkan waktu seleksi yang bersamaan dengan proses penerimaan mahasiswa baru,” jelas Andi.

Beasiswa parsial diberikan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam membayar UKT. Contoh beasiswa parsial ini adalah UPZ yang sumber dananya dari Unit Pengumpul Zakat (UPZ) UINSA dan dibuka untuk mahasiswa yang kesulitan dalam membayar UKT. Selanjutnya sumbangan dari Tabassam Group yang memberikan dana 75 Juta pertahun, untuk meringankan setengah UKT mahasiswa yang mengajukan atas kesulitan pembayaran.

Selain beasiswa, UINSA juga memberikan santunan kepada mahasiswa yang mengalami musibah seperti kecelakaan, sakit keras, atau kematian. Santunan ini dapat diajukan langsung kepada rektorat.

Beberapa mahasiswa yang diwawancarai mengungkapkan ketertarikan terhadap adanya berbagai jenis beasiswa yang ditawarkan oleh UINSA. Ali, mahasiswa Prodi Ilmu Hadis, mengaku tertarik dengan Beasiswa LPDP.

“Saya tertarik dengan Beasiswa LPDP. Mungkin bisa disebarkan dari media lewat grup kelas atau fakultas,” ujar Ali.

Sementara itu, Nabila, mahasiswa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi, lebih tertarik dengan KIP-K.

“Untuk beasiswa KIP-K, saya masih perlu mempelajari persyaratannya lebih lanjut. Mungkin informasi mengenai beasiswa dapat disebarluaskan melalui media sosial,” kata Nabila.

Andi Suwarko juga menyoroti perbedaan banding UKT antara mahasiswa yang masuk melalui jalur SPAN-PTKIN, UMPTKIN, dan mandiri. Ia mengungkapkan bahwa mahasiswa yang masuk melalui jalur SPAN-PTKIN dan UMPTKIN bisa mendapatkan kesempatan tersebut dengan beberapa sebab. Namun, untuk mahasiswa jalur mandiri belum bisa mendapatkan kesempatan yang sama, karena terdapat biaya kekhususan.

“Memang harus dipertimbangkan kembali kebijakan ini, terutama bagi mahasiswa dari keluarga pra-sejahtera yang masuk melalui jalur mandiri, karena kebijakan ini memang dari rektorat” tegas Andi Suwarko.