Penulis: M. Bryan Micola Abdi

Editor: Chintya Octavia S. H.

Pertemuan Ruang Waktu

Kita tak pernah merencanakan

Pertemuan yang direncanankan

Angin berdoa tentang keinginan

Ruang dan waktu mempertemukan

Kita yang dulu hanya nama

Kini bersatu di atas cinta

Seperti matahari dan bulan

Semoga kita selalu beriringan

Sederas Hujan di Februari

Sederas hujan di Februari

Akhirnya jarak pisahkan kita lagi

Sederas hujan di sore hari

Sore ini ku merindu lagi

Memanglah hujan mengagumkan

Namun ia kalah dengan senyuman

Senyumanmu yang membuatku pingsan

Dengan rindu setiap hujan datang

Tinta Hitamku

Berputarlah, menarilah, melukislah

Tamanku, kanvasku, telah siap untukmu

Lelah, kotor, lusuh, biarkan saja

Warna warni tintamu menghiasiku

Walau kadang egoku, walau kadang aku

Meminta, memaksa, hanya padaku kau ada

Hanya diriku yang slalu kau cinta

Lukislah hitamku, agar aku bisa, agar aku mampu

Mencintaimu dengan utuh, tanpa ada hitam yang terus menghantuiku

Terjemahan Rasa

Berharaplah lebih lagi

Lebih dari apa yang kita ingini

Biarkan rontok bulu sayapku

Takkan mungkin ku terbang menjauh darimu

Rasi bintang menunjukkan rumahku

Tergambarkan horoskopmu di langit hatiku

Menetaplah kau Zulfi, dalam kalbuku

Tak ada bahasa yang bisa, tak ada gerak yang mampu, tak ada isyarat yang tepat

Untuk terjemahkan rasaku

Tinggallah lebih lama lagi dari semua ini

Biarku jadi bulan dan kau jadi mentari

Aku Ingin Mencintaimu dengan Sungguh

Sungguh aku mencintaimu

Namun apalah arti kata sungguh (?)

Jikalau aku, jikalau aku hanya membisu

Bukankah hidup adalah kumpulan harapan (?)

Namun apalah arti harapan

Jikalau aku, jikalau aku hanya berangan (?)

Dengan kesungguhan dan harapan

Aku berjalan berupaya mewujudkan

Percuma,  jikalau aku hanya mengucap

lalu berharap, seakan semuanya dapat nampak

Tanpa perjalanan dan juga impian

Aku akan mewujudkan

Segala kata harap yang pernah terucap