Reporter : Muhammad Falaah, Muhammad Chaidar
Editor : Diky Kurniawan Arief
Forma (23/8) Para mahasiswa menggelar aksi darurat demokrasi di depan gedung DPRD Jawa Timur pada Jum’at, 23 Agustus 2024. Tak hanya mahasiswa, terlihat beberapa profesi lain seperti guru dan buruh juga turut menyuarakan tuntutan mereka.
Acara berlangsung cukup kondusif Meskipun terdapat beberapa insiden yang menyebabkan luka pada beberapa mahasiswa.
Setelah aksi unjuk rasa selama berjam-jam akhirnya Ketua DPRD Jatim, Kusnadi menemui massa aksi di sela-sela adzan ashar. Dalam pidatonya, ia atas nama kelembagaan dan Ketua DPRD Jatim bersedia mendukung tuntutan massa aksi.
“Saya Kusnadi ketua DPRD Provinsi Jatim mendukung sepenuhnya tuntutan dari seluruh elemen masyarakat, mahasiswa dan masyarakat untuk tidak mengotak-atik putusan MK Nomor 60 maupun 70,” kata Kusnadi.
Adapun isi dari tuntutan dibacakan sebagai berikut :
Pertama, mendesak Presiden dan DPR RI mematuhi Konstitusi.
Kedua, menuntut Presiden dan DPR RI untuk menghentikan segala Upaya revisi UU Pilkada.
Ketiga, menuntut Presiden Jokowi untuk menghentikan cawe-cawe politiknya dengan menggunakan lambaga negara dan menciderai Konstitusi.
Keempat, mendesak KPU RI untuk mematuhi putusan Mahkamah Konstitusi nomor 60/PUU-XXII/2024 dan 70/PUU-XXII/2024.
Kelima, menuntut dan mendesak kepada setiap fraksi di DPR RI terutama yang dapil Surabaya dan khususnya DPRD Jatim untuk menolak seluruh upaya revisi UU Pilkada.
Aliyah Thariq selaku Presiden BEM Unair sekaligus koordinator BEM SI Jatim mengatakan bahwa mahasiswa tidak akan berhenti hanya pada aksi kali ini. Massa aksi masih terus waspada terhadap manuver-manuver politik yang mungkin dilakukan.
“Bisa jadi ini lebih banyak apabila ada manuver-manuver politik di penghujung tanggal 27 atau di tanggal 27.” Ungkapnya.
Alfian Bahri, influencer tiktok yang juga seorang guru ikut berorasi. Ia berharap para seluruh elemen khususnya mahasiswa untuk terus mengawal dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.