sumber: Google

Mahasiswa bukan lagi siswa atau pelajar yang menuntut ilmu di institusi pendidikan (SD, SMP, SMA). Tambahan kata “maha” sebelum kata “siswa” menunjukkan identitas kita sebagai elit intelektual. Tidak mudah untuk mendapatkan identitas tersebut. Penuh perjuangan, letih dan kesabaran  melewati ujian untuk diterima sebagai mahasiswa baru di suatu universitas. Maka tidak salah jika identitas mahasiswa adalah simbol dari kemenangan setelah berjuang dengan penuh letih dan kesabaran. Mahasiswa yang terpilih memiliki potensi sebagai pemikir, tenaga ahli, untuk bangsa dimasa yang akan datang.

Selain itu mahasiswa sering disebut sebagai agent of change, calon pemimpin masa depan, harapan bangsa, dan lain sebagainya. Banyak perubahan besar, nilai-nilai sejarah yang memposisikan mahasiswa pada posisi yang terhormat, kemauan yang keras dan senantiasa menggelora dengan mudah menular kepada bangsa negara ini.

Harapan keluarga, masyarakat, bangsa, negara, hingga harapan masa depan dunia terletak pada diri mahasiswa dan pemuda. Mahasiswa seringkali disebut sebagai jembatan nurani masyarakat yang mampu mewakili aspirasi masyarakat. Oleh karena itu seiring dengan identitas yang melekat pada diri mahasiswa, ada peran-peran yang harus dilakukan sebagai konsekuensi logis dan konsekuensi otomatis dari mahasiswa tersebut. Mahasiswa harus melakukan apa yang harus mereka lakukan untuk semua harapan yang tertumpu kepada mahasiswa tersebut.

Dari aspek akademis tuntutan mahasiswa hanya belajar dan membaca. Karena konsekuensi mahasiswa dalam aspek lainnya merupakan turunan dari proses pembelajaran, jadi belajar bagi mahasiswa merupakan tugas inti. Begitu pula dengan membaca, mahasiswa harus banyak membaca untuk mendapatkan wawasan yang luas.

Tidak semua hal dapat dipelajari oleh mahasiswa dari proses perkuliahan atau belajar mengajar dikelas. Banyak hal yang harus mahasiswa pelajari diluar itu semua, dan salah satu wadah utama yang menyediakan hal tersebut adalah organisasi. Organisasi kemahasiswaan dengan luar biasa dapat memberikan mahasiswa kesempatan untuk mengembangkan segala aspek pada diri mahasiswa tersebut. Aspek kepemimpinan, manajemen organisasi, team building, humanitas, intelektualitas, dan spiritualitas dapat mahasiswa kembangkan didalam organisasi kemahasiswaan ini. Organisasi juga merupakan tempat untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh mahasiswa dari bangku perkuliahan.

Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana untuk pengembangan diri mahasiswa kearah perluasan wawasan dan peningkatan intelektualitas, serta integritas kepribadian yang disiapkan supaya mahasiswa siap untuk terjun ditengah-tengah masyarakat dengan kemampuan yang dapat diterapkan, dikembangkan, dan diupayakan oleh masyarakat untuk pengembangan taraf hidup pada masyarakat.

Segala hal yang mahasiswa lakukan dalam organisasi kemahasiswaan tersebut merupakan bentuk dari pembelajaran para mahasiswa, perjuangan untuk dapat memberikan manfaat untuk lingkungan dan masyarakat sekitar, bahkan untuk bangsa, negara, maupun dunia.

Dalam peranannya sebagai masyarakat suatu bangsa dan negara, mahasiswa dituntut untuk peka dan peduli akan kondisi masyarakat ataupun linkungan sekitar yang mengalami krisis multi dimensional, serta menyatakan rasa empatinya tersebut terhadap suatu aksi. Ketika meyakini akan suatu kebenaran mahasiswa memberikan dengan ikhlas tanpa rasa pamrih, berjuang dengan sepenuh hati dan jiwa raga mereka. Daya analisis yang kuat didukung dengan keilmuan yang mahasiswa miliki hingga dapat disimpulkan bahwa kekritisan mereka berbasis intelektual.

Kampus merupakan gambaran dari masyarakat yang sesumgguhnya karena memiliki kemiripan kompleksitas permasalahan serta struktur sosial dengan masyarakat yang sebenarnya. Ajang simulasi yang paling baik bagi mahasiswa sebelum mereka siap untuk diterjunkan dan terlibat pada masyarakat yang sesungguhnya.

Mahasiswa sering kali menjadi pemicu dan pemacu perubahan-perubahan pada masyarakat, bangsa, dan negara. Banyak perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa baik melalui bentuk teoritis maupun bentuk praktis. Contohnya adalah ketika mahasiswa menyusun suatu sistem organisasi kemahasiswaannya dengan sistem desentralisasi (otonomi), dikemudian hari negara menerapkan sistem ekonomi daerah. Dalam kasus lain, ketika mahasiswa melakukan pemilihan langsung presiden mahasiswa, kini negara Indonesia memilih presidennya secara langsung oleh rakyat Indonesia.

Aktifitas kemahasiswaan adalah tahapan proses mahasiswa dalam menimba ilmu dan pengalaman saat berada pada bangku perkuliahan. Aktualisasi dirinya dalam rangka pembelajaran bertujuan untuk dapat diaplikasikan pada kehidupan di masyarakat pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Maka belum pantas seseorang disebut mahasiswa jika masih belum dapat memenuhi konsekuensi- konsekuensi dari identitas yang melekat pada identitas yang terdapat pada diri seorang mahasiswa. Pemenuhan seluruh konsekuensi identitas tersebut menjadikan mahasiswa memiliki makna sebagai mahasiswa, mahasiswa yang sesungguhnya, mahasiswa yang seutuhnya, bukan hanya sekedar mahasiswa.

afi kenneth