Doc: Google

Oleh: Nadia A

Bagi Anda yang mengikuti perkembangan berita masa kini khususnya pada era pandemi Covid-19, pastinya sudah tidak asing lagi mendengar kata vaksin. Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Pemberian vaksin dilakukan untuk mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi penyebab penyakit tertentu. Dengan bertambahnya jumlah kasus infeksi Covid-19, para ilmuwan berlomba-lomba dalam penelitiannya untuk menciptakan vaksin virus tersebut.

Penelitian pemerintah akan penemuan vaksin sudah cukup berhasil. Tidak hanya dengan penelitian para ilmuwan yang ada di indonesia saja, melainkan dalam pengembangan vaksin juga dengan adanya kerja sama dengan pihak luar negeri. Ada 23 pengembangan vaksin di seluruh dunia yang masuk dalam uji klinis, termasuk yang dilakukan di Oxford University, Inggris serta buatan Sinovac Biotech, pemanufaktur vaksin dan obat-obatan asal Cina.

Alasan Indonesia memilih vaksin Sinovac karena metode pembuatan vaksin yang digunakan oleh Sinovac Biotech sama dengan kompetensi yang dimiliki oleh Bio Farma saat ini. Dengan metode inaktivasi tersebut, Bio Farma sudah memiliki pengalaman dalam pembuatan vaksin seperti vaksin Pertusis. Selain metode produksi yang sama, Sinovac dipilih karena catatan jejak perusahaan itu dalam mengembangkan vaksin SARS dan flu babi.

Dengan ditemukannya vaksin Covid-19, Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang divaksin menggunakan vaksin Sinovac. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Emergency Use Authorization (EUA) telah memberikan izin atas penggunaan vaksin Sinovac. Selanjutnya vaksin akan disebar mulai dari penduduk ibu kota Jakarta hingga dipastikan menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.

Masih ada masyarakat yang merasa ragu tentang keamanan dan halal tidaknya vaksin Sinovac. Dengan adanya keraguan ini, pemerintah menegaskan bahwa ada 4 hal yang harus diketahui mengenai vaksin Sinovac. Pertama adalah efikasi. Berdasarkan uji klinis fase 3 yang pernah dilakukan, vaksin Sinovac memiliki tingkat efikasi sebesar 65,3%. Angka ini sudah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh World Health Organisation. Kedua adalah efek samping. Dikatakan bahwa vaksin Sinovac buatan Cina ini tidak memiliki efek samping yang serius. Ketiga adalah halal. Berdasarkan fatwa MUI pada 11 Januari 2021, vaksin Sinovac telah dinyatakan suci dan halal. Serta dapat digunakan umat Islam selagi keamanannya terjamin. Keempat adalah reaksi. Setelah diberikan vaksin, ada beberapa reaksi seperti demam, kemerahan, pusing kepala, nyeri otot, dan lain sebagainya.[1]

Berbagai asumsi mengenai aman tidaknya, serta halal tidaknya telah terjawab. Maka, sebaiknya kita dapat mematuhi kebijakan pemerintah dalam pemberian vaksin dan tetap melaksanakan 3M agar bisa terhindar dari berbagai virus, termasuk Covid-19. Saat ini, Indonesia telah menjalani suntik vaksin pada tahap kedua bagi sebagian masyarakat saja. rencananya vaksin akan segera disebar ke seluruh wilayah sebagai tahap setelah melakukan 3M. Pada tahap distribusi vaksin ini, lebih dari 90 ribu tenaga kesehatan DKI Jakarta yang lebih dulu disuntik vaksin covid-19. Dikarenakan adanya kendala sistem pada penerima vaksinasi, maka hal ini sangat berdampak pada proses pendataan untuk melakukan vaksinasi tahap pertama. Kendala tersebut yaitu tenaga kesehatan penerima vaksin covid-19 tak hadir dan kekurangan kapasitas rantai dingin (cold chain).

Bagi para petugas kesehatan yang tidak datang pada penyuntikan vaksin tahap pertama, maka pemerintah telah menetapkan jadwal pengganti agar meratanya pemberian vaksinasi tersebut. Pemerintah memprioritaskan penyuntikan vaksin pada tenaga kesehatan terlebih dahulu, karena berdasarkan penelitian tenaga kesehatan memiliki resiko tertular virus corona sebanyak 3 kali lebih besar daripada orang pada umumnya. Oleh karena itu, vaksinasi Covid-19 terhadap tenaga kesehatan sangatlah penting. Setelah pemberian vaksinasi terhadap tenaga kesehatan dan dokter, kemudian TNI dan Polri, pelayanan publik, serta masyarakat. Dan, diperkirakan masyarakat akan mendapatkan pelayanan vaksinasi mulai pertengahan Februari mendatang.

Secara umum vaksin Sinovac ini tidak menimbulkan reaksi pada tubuh. Atau bila terjadi, hanya menimbulkan reaksi ringan. Vaksinasi memicu kekebalan tubuh dengan menyebabkan sistem kekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung dalam vaksin. Pemerintah pun telah mencantumkan reaksi vaksin virus corona yang mungkin terjadi dan antipasinya seperti yang tercantum pada Surat Keputusan (SK) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK. 02.02/4/1/2021 tentang petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19.[2]

Refrensi:

[1]https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/28/154247369/teks-artikel-tentang-covid-19?page=all, (Diakses pada 31 Januari 2021).

[2]https://newsmaker.tribunnews.com/2021/01/14/setelah-disuntik-vaksin-covid-19-inilah-reaksi-yang-mungkin-terjadi-simak-cara-mengatasinya, (Diakses pada 31 Januari 2021).