Doc: Google

Oleh: Farah Salma Nuraida

Kita berada di negara hukum yang semua kehidupannya berpedoman pada undang-undang dan memiliki suatu aturan yang tidak dapat dilanggar. Namun, dari aturan-aturan tersebut juga tidak membatasi kita dalam melakukan sesuatu. Mulai dari sikap, perilaku, dan pola pikir itu sendiri, kita mempunyai kebebasan selama tidak melanggar aturan-aturan yang berlaku.

Yang menjadi permasalahan pelik saat ini adalah kurangnya pemahaman manusia tentang istilah, “this is my life.” Memang arti singkat dari kata sederhana tersebut adalah ini hidupku. Namun, tak jarang juga seseorang menggunakan kata tersebut sebagai tameng dari kebebasannya yang menyalahi aturan. Okay, kita memang harus memiliki prinsip this is my life tersebut. Salah satu tujuannya adalah agar kita percaya diri dengan apa yang kita miliki. Bisa juga untuk meyakinkan diri sendiri bahwa kita memiliki hal istimewa yang tidak orang lain punya dalam hidup kita. Dengan kata lain, prinsip ini tidak jauh beda dengan this is my self.

Memebahas tentang this is my life sendiri yang sering disalah gunakan adalah ketika seseorang bertingkah atau melakukan sesuatu menyeleweng dari aturan. Semisal kasus yang sering kita temukan adalah ketika ada seseorang mengunggah suatu konten di sosial media yang tak pantas untuk dipublikasikan atau menjadi tontonan oleh khalayak ramai. Kemudian, ada sesorang yang berkomentar atau dengan bahasa halusnya memperingatkan bahwa hal tersebut tidak pantas untuk konsumsi publik. Namun, tanggapan yang di berikan oleh si pelaku malah berkata, “Urusi saja hidupmu! Jangan mengurusi hidup orang lain.” Sebenarnya, kata tersebut hanya digunakan oleh orang-orang yang berlindung dari kesalahan yang dilakukannya. Jika sesorang paham dengan sebuah peringatan, kritik, maupun sarang dari orang lain, maka ia akan menerimanya dan megubah dirinya sendiri menjadi seseorang yang lebih baik.

Salah kaprah yang juga masih dilakukan oleh sebagian besar umat manusia adalah ketika dia mendapatkan kritikan agar menjadi lebih baik kemudian tanggapan yang diberikan malah, ‘Aku mau jadi diriku sendiri. Dan apabila aku berubah sesuai dengan apa yang mereka harapkan maka aku akan menjadi orang lain dalam diriku sendiri.” Hey, bukan gitu konsepnya! Kamu boleh memiliki prinsip bahwa harus menjadi diri sendiri karena memang itu hidupmu, dan bahkan prinsip tersebut harus dimiliki oleh setiap individu. Tapi, yang menilai sesuatu dari apa yang kamu lakukan itu adalah orang lain, bukan diri kamu sendiri. Dan, belajar untuk menjadi seseorag yang lebih baik itu tidak selalu harus menjadi orang lain yang mereka inginkan. Kalau memang dari dalam diri kamu sendiri tidak pernah ada niat untuk berubah ya konsep menjadi orang lain agar terlihat baik di depan seseorang itu tidak akan pernah pergi dalam diri kamu.

Coba kita sama-sama belajar mengubah pola pikir yang awalnya, “Kenapa sih dia selalu ngurusin hidup aku?” “Kenapa dia selalu sewot dengan apa yang aku lakukan?” “Hidupnya aja nggak bener sok-sokan ngatur hidup orang lain.” Menjadi, “Ya ampun, jadi selama ini yang aku lakukan salah ya” “Dia perhatian juga sama aku sampai menilai aku seperti ini. Okay, mulai sekarang aku harus berubah” dan “Ternyata selama ini apa yang aku lakukan nggak pantas ya.” Toh, kalau kita belajar menjadi seseorang lebih baik yang mendapat keuntungan juga diri kita sendiri. Bukan mereka yang memeberi kritikan atau komentar.

Orang yang sukses dan memiliki pemikiran bijak, menjadikan pujian yang ditujukan pada dirinya adalah hal yang dapat membuat dirinya jatuh. Sebab, dari situ ia takut akan merasa sombong dan merasa dirinya adalah orang paling baik dalam konteks apapun. Itulah hal yang menyebabkan dia tidak akan berkembang dan berusaha menjadi lebih baik lagi. Justru yang mereka jadikan semangat dan motivasi agar terus maju adalah kritikan, komentar, ataupun saran dari orang lain. Sedangkan, apabila kamu masih menjadikan kritik atau saran adalah kegiatan sesorang yang terlalu mengurusi hidup kamu, maka kamu memiliki pola pikir yang masih sangat primitif.

Setiap sudut pandang manusia terhadap kehidupan dirinya sendiri maupun orang lain memang berbeda-beda. Apa yang kita lakukan dan baik menurut kita tidak juga selalu baik menurut orang lain. Prinsip this is my life memang harus kita tanamkan. Namun, jangan sampai membuat eksistensi kita buruk di mata orang lain dan menjadikan sifat yang egois, karena tidak mau menerima pendapat orang lain. Dan, kamu jangan pernah lupa akan satu hal. Kalau memang kamu berpegang pada prinsip this is my life tersebut kamu juga harus mempunyai prinsip its my life and its your life. Ketika hidup kamu tidak mau diatur, dikritik, atau dikomentari oleh orang lain, maka kamu jangan sesekali melakukan hal tersebut pada hidup orang lain juga. Jangan hidupmu saja yang tidak mau diatur, tapi kamu malah sibuk mengatur hidup orang lain. Karena, sesungguhunya apa yang orang lain lakukan kepada kita adalah suatu cerminan dari apa yang telah kita lakukan kepada mereka.

Mengkritik atau memberi saran terhadap apa yang dilakukan oleh seseorang memang tidak pernah salah. Karena, kita juga berada dalam negara yang bebas mengemukakan pendapatnya asal dengan ketentuan-ketentuan yang harus selalu diperhatikan. Salah satu hal yang harus diperhatikan tersebut adalah tujuan kita. Yaitu, untuk merubahnya menjadi lebih baik atau memberinya peringatan bahwa hal tersebut pantas atau tidak. Jangan men-judge atau mengklaim bahwa sesuatu yang dilakukan adalah hal yang tidak benar sampai mebuat mental seseorang tertampar atau bahkan dapat mengakibatkannya menjadi down hingga merasa tidak percaya diri lagi. Dan, apapun tanggapan yang diberikan olehnya nanti adalah haknya juga dalam berpendapat. Jika yang diberi merupakan tanggapan yang tidak kita inginkan atau memutar balikkan apa yang pernah kita lakukan, sebaiknya jangan dilawan. Mungkin bisa juga apa yang dikatakannya dapat menjadi pembelajaran untuk diri sendiri selama melakukan sesuatu.