Reporter : Khadijatul Aliyah

Editor : Muhammad Chaidar

(Forma – 28/03) Perekrutan anggota Himpunan Mahasiswa Prodi Tasawwuf dan Psikoterapi pada tahun ini diwarnai dengan keluhan terkait dugaan ketidak adilan. Mawar (Nama samaran) menduga panitia rekrutmen telah memilih beberapa anak untuk bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Prodi tanpa melalui proses seleksi.

“Setelah pengumuman keluar aku ngerasa bingung, karena ada beberapa temanku yang dia gak ikut daftar, gak ikut wawancara tapi namanya tertera didivisi lain. kalo memang sistemnya langsung pilih kenapa harus buka rekrutmen, beginikan gak adil bagi yang daftar dan wawancara kayak aku.” ujarnya.

mawar juga mengklaim dirinya memiliki bukti kuat adanya peserta yang diterima tanpa melalui proses pendaftaran dan wawancara.

“jelas sebleum aku pergi ke ruang wawancara, aku ketemu temanku dan ngajak dia ketempat wawancara bareng, tapi dia bilang kalo dia ga daftar. lah, tiba-tiba nama dia ada dijajaran divisi lain, kan heran.’” pungkasnya

mahasiswi itu mengungkapkan rasa kekecewaanya dalam rekrutmen dan berharap masalah ini dapat cepat diselesaikan oleh pemangku kebijakan.

Menanggapi tuduhan yang dilayangkan pada panitia rekrutmen Himpunan Mahasiswa ProdiTasawuf dan Psikoterapi, Fayyadh selaku ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Tasawwuf dan Psikoterapi terpilih meyampaikan bahwa benar adanya beberapa anggota Himpunan Mahasiswa Prodi yang diterima tidak melalui proses pendaftaran. Namun tetap melalui proses seleksi.

“Jadi begini dari kuota yang tersedia ternyata berbanding terbalik dengan peserta yang mendaftar. jadi, untuk menutupi kekosongan itu kami BPH dan Koordinator setiap divisi mencari solusi terbaik agar bisa meutupinya. walau mereka tidak mendaftar, mereka tetap kami tanyai pertanyaan-pertanyaan untuk menimbang si anak ini pantas tidak ya untuk bergabung, begitu.” jelasnya.

ia berharap penjelasannya tersebut dapat membuat  pelapor paham akan kondisi yang ada.