Reporter : Amrina Rosyada, Fatmawati Agustine
Editor : Dwi Rachma Aulia
Forma (05/03) Himpunan Mahasiswa Prodi Aqidah dan Filsafat Islam baru saja menggelar public sphere yang menghadirkan kandidat ketua dan wakil ketua himpunan di gedung B4 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Acara yang diadakan oleh ketua Komisi Pemilihan Umum himpunan tersebut seharusnya dimulai pukul 09.00 WIB namun hingga pukul 10.00 WIB hanya empat orang yang hadir di lokasi.
Muhammad Syamsudin selaku ketua Komisi Pemilihan Umum menyatakan bahwa terdapat tantangan dalam menarik minat mahasiswa untuk berpartisipasi. Mereka cenderung bersikap apatis terhadap pemilihan ketua HMP. Menurutnya, banyak mahasiswa yang berpendapat bahwa mendaftar (pasangan calon ketua himpunan: red) tidaklah penting karena mereka percaya bahwa calon yang menang akan ditentukan oleh mayoritas suara.
Ketua HMP AFI terpilih, Syafrial Arrasyid menyatakan diadakannya public sphere ini bukan untuk kampanye, melainkan untuk deklarasi. “Kita sudah terpilih, dan kita siap diuji,” Ucapnya.
Dalam pemilihan kali ini hanya ada satu pasangan kandidat yang memenuhi syarat untuk pemilihan ketua dan wakil ketua himpunan mahasiswa. Sebelumnya, para kandidat akan diuji kelayakannya serta memperkenalkan visi dan misi mereka kepada para mahasiswa. Namun, tingkat partisipasi mahasiswa dalam acara kali ini masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya sosialisasi mengenai pubic sphere yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum.
“Memang dari kami sendiri baru merencanakan pemilu HMP ini bisa dibilang mendadak. Kemaren, baru kita diskusikan untuk membuat public sphere ini agar menarik para mahasiswa untuk ikut serta dalam pemilu hari ini,” Ucap Syamsuddin.
Wakil Ketua terpilih, Faizatul Hidayah juga menanggapi bahwa sepinya minat mahasiswa dalam acara ini akan dijadikan evaluasi kedepannya bagi Himpunan Mahasiswa Prodi AFI.
“Akan menjadi evaluasi untuk kita. Karena tidak mudah juga dalam memobilisasi massa,” Ujarnya.
“Ini kan sebenarnya KPU yang menyelenggarakan, jadi kita ketika di beri wadah seperti ini, ya kita menerima saja. Cuma mungkin kedepannya akan kita jadikan evaluasi,” tambah Rasyid.
Iin Nadzifah, salah satu mahasiswa aktif semester dua juga mengaku informasi terkait adanya public sphere yang diadakan oleh panitia ini mendadak dan jam terlaksanakannya pun berbentrokan dengan jam mata kuliah.