Penulis: Mohammad Balyan Rofiqi
Editor: Adi Swandana E. P.

Judul film : PK
Sutradara : Rajkumar Hirani
Penulis : Abhijat Jhosi
Genre : Komedi, Drama
Tanggal Rilis : 19 Desember 2014
Negara : India
Pemain : Aamir khan sebagai PK
Anushka Sharma sebagai Jaggu
Sanjay Dutt sebagai Bhairon Singh
Saurabh Shukla sebagai Tapasvi Maharaj
Sushant Singh Rajput sebagai Sarfaraz
Sinopsis
“PK” adalah film komedi-drama India yang mengisahkan tentang perjalanan seorang makhluk asing bernama PK yang tersesat di bumi (India) dan berusaha mencari alat komunikasinya (remot) yang hilang guna dapat kembali ke planet asalnya. Tingkah lakunya yang aneh membuat orang-orang menganggapnya sedang mabuk (mabuk diterjemahkan peekay dalam bahasa Hindi), sehingga dirinya dipanggil PK. Selama perjalanan untuk menemukan remotnya yang hilang, PK mulai berinteraksi dengan manusia dan mempelajari tentang budaya, agama, dan kehidupan sehari-hari di India. PK pun menemui berbagai masalah dan kebingungan saat menghadapi perbedaan agama yang ada di masyarakat.
PK kemudian menemukan bahwa pemimpin spiritual bernama Tapasvi Maharaj (Saurabh Shukla) memiliki remotnya. Namun, Tapasvi secara palsu mengklaim telah mendapat benda tersebut dari Tuhan di Himalaya dan menolak untuk mengembalikan ke PK. Merasa bingung, PK pun menyimpulkan bahwa Tapasvi dan kepala agama lainnya harus memanggil “nomor yang salah” kepada Tuhan dan sebagai hasilnya berarti menyebarkan kesalahpahaman ritual.
Dalam usahanya mendapatkan remotnya kembali, PK ditemani dengan Jaggu, seorang wartawan yang diperankan oleh Anushka Sharma. Jaggu tertarik pada cerita PK dan memutuskan untuk membantunya. Mereka berdua akhirnya bekerja sama untuk mencari kembali alat komunikasi PK yang hilang.
PK kemudian jatuh cinta dengan Jaggu, tetapi menahan diri untuk mengatakannya karena Jaggu telah mencintai pria bernama Sarfaraz. PK akhirnya membuat rekaman suara yang berisi tentang perasaanya terhadap Jaggu dan mengisi koper dengan beberapa baterai, sehingga ia bisa mendengarkan rekaman tersebut saat berada di planet asalnya. Sementara ketika akan berangkat pulang, dia berbohong kepada Jaggu mengenai isi dari rekaman tersebut, meskipun sebenarnya Jaggu tahu kebenarannya. Jaggu pun kemudian menerbitkan sebuah buku yang menceritakan tentang sosok PK.
Sepanjang film ini, sosok PK telah mengamati dan mengkritik berbagai praktik keagamaan yang tidak bermoral. Dia menemukan bahwa agama-agama seringkali digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mencapai keuntungan pribadi. Film ini menyampaikan pesan tentang kebutuhan untuk melihat melampaui perbedaan agama dan memperlakukan satu sama lain dengan pengertian dan cinta. Cerita yang dikemas dengan memasukkan elemen komedi membuat film ini tetap dapat memberikan pesan-pesan tersebut kepada penonton dengan cara yang menyenangkan dan menghibur.
Kritik terhadap Praktik Keagamaan yang Tidak Bermoral
Film ini mengkritik penggunaan agama sebagai alat untuk keuntungan pribadi dan mengungkapkan ketidakadilan, penipuan, dan korupsi yang terjadi di sekitar institusi keagamaan. Film ini akan mendorong kita untuk mempertanyakan praktik-praktik yang tidak bermoral dan menekankan pentingnya menjalankan agama dengan integritas. Penipuan dalam praktik keagamaan dalam film ini digambarkan melalui peran Tapasvi Maharaj yang mana ia memanfaatkan keyakinan orang-orang untuk mencapai keuntungan pribadinya. Selain itu, film ini juga menunjukkan bagaimana agama seringkali dieksploitasi untuk tujuan komersial seperti penjualan barang suci, amulet (jimat) atau persembahan tertentu yang sebenarnya tidak memiliki nilai spiritual.
Film ini juga menggambarkan bahwa perbedaan agama seringkali menjadi sumber konflik dan perpecahan dalam masyarakat. Hal ini digambarkan ketika Jaggu mengalami kesedihan dan kekecewaan ketika cinta pertamanya, Sarfaraz, berpisah darinya karena perbedaan agama. Dalam adegan tersebut hendak terkena dampak negatif yang dapat timbul akibat fanatisme agama.
Film ini memiliki pengaruh ekstremisme agama, yang mana PK menghadapi kelompok-kelompok ekstremis yang menentang pandangannya yang inklusif dan menghancurkan alat komunikasinya. Hal ini mencerminkan kekerasan dan intoleransi yang terkadang terkait dengan fanatisme agama. Melalui kritik-kritik ini, film “PK” mendorong penontonnya untuk melihat lebih jauh dan mempertanyakan praktik-praktik keagamaan yang mungkin melenceng dari esensi sejatinya. Film ini mengajak kita untuk menjalankan agama dengan integritas, menghormati perbedaan, dan memisahkan antara spiritualitas yang tulus dengan praktik-praktik yang tidak bermoral atau menyesatkan.
Kelebihan film ini terletak pada segi cerita yang mengangkat isu-isu sosial, keagamaan, dan kepercayaan dengan cara yang berani. Selain itu, film ini juga dibumbui elemen humor yang menyegarkan. Humor cerdas dan lucu serta pemain yang ada di dalamnya memberikan penampilan yang luar biasa dan menarik perhatian penonton dengan aktingnya yang memukau. Film ini begitu unik karena mampu memberikan pandangan yang berbeda terhadap agama beserta praktik-praktik keagamaan.
Akan tetapi, film ini juga menimbulkan kontroversi karena dianggap telah menghina agama tertentu dan memicu kritik dari beberapa kelompok agama. Selain itu, di beberapa bagian cerita mungkin sulit dipahami oleh penonton yang tidak akrab dengan budaya India atau kehidupan kota-kota di India. Beberapa pemain juga dirasa kurang sesuai dengan posisinya dalam memerankan karakter masing-masing di film tersebut.