Reporter : Ilma Nurlaila dan Farahdilla Aulia
Editor: Adi Swandana E. P.
FORMA (15/01) – Kongres Besar Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (KBMF-UF) ke-XXI tahun 2024 baru saja terselenggara siang tadi mulai dari pukul 11.00 hingga 16.00 WIB di Ruang Sekretariat SEMA-DEMA FUF, Gedung B4. Acara yang turut dihadiri oleh perwakilan dari setiap ormawa (organisasi kemahasiswaan) se-FUF (SEMA, DEMA, HMP, UKK dan UKM) ini sempat mengalami ketegangan dikarenakan adanya miss komunikasi antar sesama mahasiswa yang menjadi peserta persidangan.
Ketua SEMA-FUF, Syaiful Rohman memberikan tanggapannya mengenai keadaan persidangan yang sempat memanas saat itu. Menurutnya, kejadian tersebut merupakan hal yang sudah biasa terjadi dalam sebuah acara kongres mahasiswa. Namun, Rohman tetap menganggap bahwa ketegangan yang terjadi pada KBMF hari ini juga tidak lepas dari kelalaian pihak penyelenggara.
“Ada ketegangan sedikit di akhir, ya.. biasa dalam kongres itu. Ada salah satu peserta sidang yang tidak memenuhi syarat masuk dalam kongres tersebut, ini karena kurang kewaspadaan kepanitiaan kegiatan ini,” jelas Rohman.
Sementara itu, Lahunur Wahyu sebagai pihak yang dimaksud oleh Rohman di atas turut memberikan klarifikasi tentang ketegangan pada KBMF kali ini. Dalam klarifikasinya, awalnya ia mengaku hanya sekadar ingin mempertanyakan kejelasan dari beberapa pembahasan KBMF yang baginya terdapat kerancuan. Lahunur juga memberikan pembelaan diri mengenai kehadirannya dalam KBMF yang dianggap tidak memenuhi syarat, sebab namanya tidak tercantum dalam daftar peserta sebagai perwakilan dari salah satu ormawa FUF.
“Rancunya.. begini, kalau pun memang saya bukan peserta yang didata lalu mengapa saya diperbolehkan masuk?! Karena menurut saya, saya sudah koordinasi dengan ketua saya bahwa tidak ada yang datang dari perwakilan dari ormawa (Teater-20) sendiri. Ternyata anak Teater-20 kan masih satu, makanya saya masuk di situ untuk mengawal berjalannya kongres ini,” ungkap Lahunur.
Menyikapi kejadian ini, Umar Faruq selaku Ketua SEMA-FUF yang terpilih dalam KBMF tahun ini menyampaikan bahwa hal tersebut lumrah di setiap acara sakral. Bagi Faruq, ketegangan yang terjadi pada hari ini disebabkan dari adanya kesalahan teknis dan miss komunikasi yang sekiranya perlu untuk menjadi bahan evaluasi. Ia sendiri berencana untuk SEMA-FUF ke depannya agar dapat memberikan yang terbaik untuk mahasiswa dengan menjalankan fungsi sebagai badan legislatif sebagaimana mestinya.
“Kita sebagai legislatif pada tataran fakultas yang artinya kita mewakili aspirasi mahasiswa ditingkatan fakultas, kami dan kepengurusan akan menerima serta menyampaikan aspirasi mahasiswa serta sudah pasti kami beserta jajaran pengurus akan mengawal penuh seluruh proses politik ormawa yang berjalan pada tataran fakultas,” ujar Faruq.