Reporter: Nur Maliyah Nisa Mardiyah

Editor: Adi Swandana E. P.

FORMA (16/08) – Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) pada hari pertama di Sport Center (SC) sempat viral akibat aksi tuntutan mahasiswa kepada pihak rektorat, Senin (14/08). Spanduk bernuansa provokatif yang jadi sorotan di tribune bagian Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) kala itu ternyata bukan ulah dari pihak mahasiswa fakultas.

Andi Suwarko selaku Wakil Dekan (Wadek) III FUF menyatakan bahwa sebelum pembukaan PBAK dilaksanakan ia mendapat laporan tentang beberapa spanduk di tribune fakultasnya. Selanjutnya, Andi pun melakukan konfirmasi kepada panitia PBAK fakultas dan ternyata spanduk tersebut bukan milik mahasiswa FUF. Andi juga menegaskan terkait pemasangan spanduk provokatif di tribune FUF kemarin merupakan ulah dari pihak Senat Mahasiswa (SEMA) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) universitas setelah melakukan konfirmasi dengan orang yang bersangkutan.

“Akhirnya saya minta itu ke ketua SEMA universitas itu, Tammam itu. Ngapain kamu taruh spanduk-spanduk provokatif itu di tribunenya ushuluddin (FUF),” ungkap Andi.

Andi sempat menyuruh pihak SEMA universitas untuk memindahkan spanduk provokatif itu dari tribune FUF sebelum acara pembukaan PBAK dimulai. Namun, pihak SEMA universitas sendiri dikatakan oleh Andi tidak berani untuk memindahkan spanduk tersebut. Akhirnya, spanduk-spanduk itu kemudian hanya sekadar digulung lalu kemudian dibuka kembali ketika Rektor UINSA memulai sambutannya.

“Saya konfirmasi juga ke Ketua DEMA. DEMA ushuluddin (FUF) tidak menjadi aktor utama di aksi protes kemarin,” tambah Andi.

Menurut Andi, keterlibatan mahasiswa FUF di aksi Senin kemarin hanyalah sebatas bentuk solidaritas dalam bersuara. Andi juga menekankan agar hal di atas kiranya penting untuk diklarifikasi bersama kepada seluruh pihak. Dengan kata lain, Andi berharap agar mengenai aksi tuntutan di PBAK hari pertama kemarin terutama yang berkaitan dengan FUF bisa clear dan semuanya jelas.

“Beda lagi kalau kemudian, SEMA DEMA gitu ya atau panitia PBAK ushuluddin (FUF) jadi aktor utama. Ini kan enggak,” imbuhnya.