Reporter : Thoriq Syauqillah & Nabila Khusna
Editor : Lailatul Arifah
Forma- (13/8) Pembukaan hari kedua PBAK FUF UINSA 2025 di lapangan futsal UIN Sunan Ampel Surabaya molor hampir satu jam. Keterlambatan ini dipicu oleh belum hadirnya dekan pada jadwal awal dan penolakan salah satu pemateri untuk melakukan rolling rundown, sehingga materi pertama baru dapat dimulai pukul 07.50.
Achmad Ridwan, selaku konseptor teknis panitia PBAK mengungkapkan kendala terjadi ketika acara yang dijadwalkan dimulai pukul 07.00 dengan materi dari dekanat harus tertunda karena dekan belum hadir. Panitia mencoba melakukan rolling rundown dengan meminta pak Andi untuk mengisi materi terlebih dahulu, namun beliau memilih untuk mengisi bersama dekan. Akibatnya, pembukaan baru dapat dilakukan pukul 07.50 dengan pemateri dari universitas.
“Di awal acara sebenarnya panitia memutuskan jam 7 pas itu sudah materi pertama yang diisi oleh dekanat. Karena pak dekan belum datang, akhirnya diminta rolling rundown, tapi pak Andi tidak bersedia. Jadi molor sampai jam 07.50,” ungkapnya.
Ridwan menambahkan, meski rundown tidak diubah, panitia menjadi kewalahan karena tidak mempersiapkan ice breaking untuk mengisi jeda panjang tersebut.
“Akhirnya kami mengisi acara dengan otodidak supaya mahasiswa tidak mengantuk,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pelaksana PBAK Jasir Arkan, mengungkapkan bahwa keterlambatan hari kedua bukan hal baru.
“Tantangannya sama seperti tahun-tahun sebelumnya, agak molor dari rundown. Sebabnya dari telatnya sebagian maba dan sebagian panitia,” ujarnya.
Arkan berharap mahasiswa baru dapat menjaga kesehatan dan datang tepat waktu di hari berikutnya.
Di samping itu, Aurel Dwi, mahasiswa baru Prodi AFI, menyebut hari kedua berkesan karena materi dari dekanat sekaligus informasi beasiswa yang disampaikan. Namun, ia juga menyayangkan kurangnya ice breaking.
“Materinya berbobot, cuma kurang ice breaking jadi banyak mahasiswa yang mengeluh dan mengantuk,” ungkapnya.
