
Penulis: Nafa’ Kamaliyah
Di antara ratusan lagu yang meramaikan platform musik digital, ada satu lagu yang terdengar seperti kabut di laut dini hari: samar, dingin, dan penuh tanda tanya. Tidak menuntut perhatian, tapi justru menetap lebih lama di kepala, Sailor song dari Gigi Perez. Lagu ini bukan sekadar komposisi nada dan lirik, melainkan sejenis puisi modern yang dipeluk oleh suara rapuh, mengisahkan pencarian jati diri, cinta yang tak terucap dan kerinduan untuk dimengerti secara utuh. Ia adalah suara dari orang-orang yang hidup di pinggiran peta, yang tidak mendapat tempat dalam narasi besar.
Lagu ini berkisah tentang seseorang yang merasa dirinya seperti pelaut tanpa rumah. Ia terapung di antara waktu dan harapan, antara keberanian untuk mencintai dan ketakutan untuk kehilangan. Ketika Gigi melantunkan
I don’t believe in God,
but I believe that you’re my savior,
My mom says that she’s worried,
but I’m covered in His favor
Kita menangkap suara seseorang yang pasrah tetapi selalu ingin dimengerti, dan bukankah banyak dari kita juga begitu?
Ada jenis luka yang tidak berdarah, tapi mengendap. Ada jenis kehilangan yang tidak muncul dari kematian, tapi dari perasaan yang tak benar-benar dimiliki.
Salah satu lapisan paling jujur dari lagu ini adalah pencarian jati diri, proses yang sering kali dialami oleh banyak individu, terutama mereka yang berada di luar arus identitas dominan. Sosok pelaut yang digambarkan bukan sekadar tokoh yang sedang mencari arah untuk pulang, tapi juga seseorang yang tengah berusaha berdamai dengan dirinya sendiri. Pertanyaan yang ada dalam lagu ini seperti “And we can laugh off things that we know nothing about” menjadi semacam jeritan sunyi yang tak benar-benar selesai. Bukan karna mereka tak tahu siapa diri mereka, tapi karna dunia di sekitarnya tak memberi ruang untuk jawaban itu, baik dari keluarga, lingkungan, maupun keyakinan yang diwariskan sejak kecil.
Pelayaran yang dimaksud dalam hal ini bukanlah perjalanan menuju suatu tempat, tapi menuju penerimaan. Ini bukan kisah pahlawan yang menemukan jati diri lalu kembali dengan bahagia, melainkan tentang seseorang yang terus mengarungi hidup tanpa peta. Bukan karena tersesat, tapi karna peta yang sedang ia butuhkan itu tak pernah ada atau bahkan tak pernah disediakan untuknya. Maka laut menjadi satu-satunya ruang yang tersisa, sunyi, luas, dan tak punya batas untuk melanjutkan kehidupan.
Saya pertama kali mendengarnya secara tidak sengaja, tidak ada niat mendalami, apalagi mencari makna yang terkandung didalamnya. Tapi seperti laut yang tampak tenang namun dalam, lagu ini membawa saya menyelam ke tempat-tempat yang tidak pernah benar-benar saya sentuh, dan begitulah kekuatan lagu ini berkerja, bukan dengan cara membujuk, tapi dengan mengenalkan pada diri kita sendiri dalam versi yang paling jujur dan juga rapuh.
Menurut saya lagu ini merupakan lagu yang tidak sedang menawarkan harapan. Tapi justru dari ketidakhadirannya, kita diajak untuk menatap luka yang selama ini kita tolak. Gigi perez tidak menenangkan, tapi itu justru membuat kita sadar bahwa menjadi manusia berarti mengakui batas. Bahwa tidak apa-apa jika hari ini kita belum sembuh, belum kuat, belum terbiasa atau bahkan belum tau harus kemana arahnya.
Jika lagu ini hanya dibaca sebagai kisah cinta yang tak pernah cukup, gagal atau bahkan kisah cinta yang rumit. Saya rasa kita kehilangan banyak hal tentang semua itu, sebab lagu ini juga bisa dibaca sebagai cerita tentang identitas yang berlayar, tentang seseorang yang tak pernah merasa cukup di satu tempat, satu bentuk atau satu definisi. Memang beberapa orang bisa mengartikan lagu ini sebagai refleksi atas gender, sementara yang lain membacarnya sebagai krisis keyakinan terhadap tuhan. Tapi mungkin, justru karena Sailor Song tidak memaksakan satu makna ataupun menawarkan makna tunggal, jadi lagu tersebut bisa menemukan jati diri didalamnya, entah sebagai seseorang yang pernah merasa tersesat, ditolak, atau hanya ingin didekap tanpa harus menjelaskan kenapa. Dalam hal ini bagi saya mendengarkan atau menyanyikan sebuah lagu itu merupakan hobi entah apa itu makna yang terkandung didalamnya, jika bertentangan kita ambil sisi positif dari makna lagu tersebut.
