Reporter: Imdi Fahma
Editor: Moh. Faiqul Waffa
Forma (08/09) – Aksi Kamisan Surabaya menggelar doa bersama di area Taman Apsari Pada Kamis (4/9) lalu. Kegiatan ini dilakukan untuk mengenang korban represi aparat, termasuk sepuluh orang yang gugur pada awal Agustus hingga awal September 2025. Aksi ini digelar dalam rangka memperingati #SeptemberHitam.
Menurut Ahmad Daffa, salah satu perwakilan peserta, aksi Kamisan di Surabaya biasanya diikuti sekitar 100 orang. “Sampai saat ini belum ada tanggapan dari pemerintah. Tetapi ada aparat yang hadir, meskipun tidak berseragam, sekaligus mendokumentasikan jalannya aksi,” ujarnya.
Daffa menegaskan massa belum puas dengan respons aparat. “Tuntutan kami jelas, agar ada penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat, khususnya di Jawa Timur,” tambahnya.
Aksi Kamisan pertama kali digagas oleh Sumarsih, ibu dari korban tragedi Semanggi, yang konsisten menggelar aksi serupa di Jakarta selama 18 tahun terakhir. Hingga kini, aksi tersebut belum memperoleh pengakuan negara.
Selain doa bersama, peserta mengenakan pakaian serba hitam sebagai simbol duka dan solidaritas atas korban represi aparat. Aksi ini juga mendapat dukungan dari komunitas Ibu Peduli Surabaya yang menyediakan logistik berupa makanan dan minuman bagi peserta.
“Kami percaya akan selalu ada harapan bagi mereka yang memperjuangkan keadilan dan hak-hak rakyat,” tutup Daffa. Aksi berjalan damai tanpa gangguan berarti.
