
Reporter : Imdi Fahma & Thoriq Syauqillah
Editor : Lailatul Arifah
FORMA (26/04) — Perubahan Pedoman Operasional Prosedur (POP) terkait honor narasumber kegiatan mahasiswa di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, dari Rp700 ribu menjadi Rp500 ribu per jam, menuai protes. Kesalahan ini disebabkan oleh kelalaian dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Lembaga (RKAL) oleh Wakil Dekan II.
Informasi perubahan ini pertama kali disampaikan oleh Wakil Dekan III kepada seluruh Organisasi Mahasiswa (Ormawa) pada Kamis lalu. Banyak mahasiswa mempertanyakan dasar keputusan tersebut, menilai perubahan itu tidak transparan dan dilakukan tanpa koordinasi atau sosialisasi yang jelas.
Menanggapi hal ini, Wakil Dekan II Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Khoirul Umami, menjelaskan bahwa perubahan honor tersebut bukan merupakan bentuk pemangkasan anggaran, melainkan akibat kesalahan penulisan dalam RKAL.
“Saya yang salah menulis RKAL Rp700 ribu. Seharusnya Rp500 ribu. Jadi letak kesalahannya itu pada saat penyusunan. Bayangan saya masih tahun lalu, saya tidak ingat kalau ada kesepakatan baru. Setelah membaca POP, saya baru sadar,” jelasnya.
Ia mengakui kekeliruan tersebut terjadi karena kurang teliti dalam memperhatikan aturan terbaru yang telah disepakati.
Sementara itu, perwakilan mahasiswa, M. Arkan Fawwaz, turut menyampaikan keberatannya atas perubahan mendadak tersebut. Ia menilai informasi yang diberikan terlalu mendadak dan belum disertai kejelasan resmi dari pihak fakultas.
“Setiap Ormawa memiliki kesepakatan dengan pemateri, termasuk yang berasal dari luar kota seperti Yogyakarta. Selain memperhatikan honor narasumber, kami juga mempertimbangkan biaya transportasi dan akomodasi. Jika honor ini dipotong, tentu memberatkan. Sampai saat ini kami juga belum menerima surat resmi dari Wadek II terkait perubahan tersebut,” ujarnya.
Arkan menambahkan bahwa meskipun kebijakan ini menimbulkan keresahan, kegiatan Ormawa tetap berlanjut dengan mengupayakan dukungan sponsor untuk menutupi kekurangan dana.
“Kami berharap ke depan ada kesepakatan yang jelas dan anggaran yang lebih memadai. Dengan anggaran yang mencukupi, kegiatan Ormawa bisa berjalan lebih baik dan turut meningkatkan citra positif fakultas,” pungkasnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya ketelitian dalam perencanaan administrasi serta perlunya komunikasi yang lebih baik antara pihak fakultas dan mahasiswa untuk mendukung kelancaran kegiatan akademik.
