Reporter: Syauqi Royyan Fa’izul Khak

Editor: Akmelia Rabbani

FORMA (29/08) — Ratusan massa yang terdiri dari beberapa mahasiswa dan komunitas ojek online menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Grahadi, Surabaya, Jumat (29/8). Aksi ini merupakan tindak lanjut dari kejadian sehari sebelumnya, ketika seorang driver ojek online, Affan Kurniawan, meninggal dunia setelah terlindas mobil barakuda Brimob saat aksi buruh di Jakarta.

Para demonstran menuntut dan mengutuk keras tindakan aparat kepolisian yang dinilai tidak berperikemanusiaan. Mereka menyebut peristiwa di Jakarta sebagai bentuk kebengisan aparat yang semestinya tidak terjadi. Sebagai bentuk protes, massa meneriakkan yel-yel “polisi pembunuh”, melempari mobil water canon, serta membakar motor milik polisi. Aparat pun membalas dengan penyemprotan water canon dan tembakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

Dalam aksinya, massa membawa sejumlah poster tuntutan, di antarannya:

  1. Usut tuntas pelaku yang melindas Affan Kurniawan.
  2. Polisi pembunuh rakyat.
  3. “Fuck the cops, Fuck the Military, Fuck Government, Fuck the State, Fuck the Judge, Fuck DPR, Go to Hell With Your Family.”
  4. “Kemarin Kanjuruhan, Kemarin Gamma, Sekarang Affan, Besok?”
  5. Justice For Ojol.

Massa juga menyuarakan kekhawatiran bahwa kekerasan aparat dalam mengawal aksi justru menciptakan teror dan menodai prinsip demokrasi di Indonesia.

“Kita sebagai driver online geram atas teman kita yang terlindas kendaraan Brimob di Jakarta. Mungkin kita salah ikut demo, tapi jangan sampai dilindas hingga meninggal dunia. Beberapa teman kami juga harus dibawa tim medis karena terkena gas air mata yang ditembakkan tanpa peringatan. Itu membuat kami geram dan akhirnya melakukan tindakan balasan. Saya harap Indonesia bisa lekas membaik dan mengusut tuntas kejadian semalam,” jelas Haris, perwakilan massa aksi driver online.

Sementara itu, ketika reporter LPM Forma mencoba meminta keterangan dari pihak kepolisian terkait jalannya aksi, salah satu aparat menyatakan tidak bisa diwawancarai dan menyarankan mencari pihak lain. Namun, upaya tersebut hanya berujung pada saling lempar tanggung jawab tanpa ada pernyataan resmi yang jelas dari kepolisian.

Hingga berita ini ditulis, situasi aksi belum sepenuhnya mereda. Bentrokan antara massa dan aparat masih terjadi di sejumlah titik di Surabaya. Terbaru, sebuah pos polisi di Kawasan Taman Bungkul dilaporkan dibakar oleh massa. Kondisi di lapangan masih dinamis, dan apparat kepolisian terus memperketat pengamanan di berbagai lokasi rawan bentrokan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *