Reporter : Dennia Shinenauky Niza dan Wafiq Azizah

Editor : Lailatul Arifah

FORMA (28/05) — Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Tasawuf dan Psikoterapi UIN Sunan Ampel Surabaya sukses menggelar seminar bedah buku dan Training Skill bertema “Soul Detox: Menjaga Kesehatan Mental di Era Hustle Culture dengan Psikoterapi Islami” pada Selasa, 27 Mei 2025, di Gedung Student Center (SAC) UIN Sunan Ampel Surabaya.

Acara ini menghadirkan dua pemateri, yaitu Siti Aminatul Muyassarah, CH., CHt., CI., dan Mamlu’atul Khoiriyah, M.Psi. Dihadiri oleh sekitar 70 peserta, kegiatan ini mengejutkan peserta dengan adanya praktik ruqyah secara langsung di tengah acara.

Ketua Umum HMP Tasawuf dan Psikoterapi, Abdul Hakim Masdar Hikam, menjelaskan bahwa tema acara dipilih berdasarkan maraknya kasus gangguan kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Ia berharap acara ini dapat menjadi sarana edukasi sekaligus praktik penyembuhan spiritual berbasis pendekatan Qur’ani.

“Ketika seseorang yang pergi ke psikolog sering dianggap gila, saya mencari pendekatan yang lebih bisa diterima. Dengan konsep ruqyah yang diajarkan dalam seminar ini, peserta bisa menerapkannya sendiri jika sewaktu-waktu merasa tidak nyaman,” ujarnya.

Praktik ruqyah menjadi inti kegiatan dan disambut antusias oleh para peserta. “Saya pribadi merasa puas, terutama setelah melihat ekspresi lega dari peserta setelah diruqyah,” tambah Hikam.

Muhammad Purnadiansyah, salah satu peserta delegasi seminar, mengaku awalnya mengira acara hanya berupa seminar biasa. “Saya tidak menyangka akan ada praktik ruqyah langsung. Ini sangat istimewa dan perlu dikembangkan lebih luas lagi,” katanya.

Ketua pelaksana acara, Astri Nur Habibah, menjelaskan bahwa praktik ruqyah memang telah direncanakan dan sudah dicantumkan dalam pamflet acara. “Mungkin para peserta kurang teliti membaca informasi di pamflet yang kami sebar,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa pelaksanaan kegiatan sempat mengalami kendala karena bertepatan dengan Ujian Akhir Semester (UAS). “Kegiatan ini memang sedikit keteteran karena bersamaan dengan UAS dan kegiatan organisasi lain. Namun, kami berhasil mengatasinya dengan cepat,” tambahnya.

“Semoga kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda rutin dan terus berkembang lebih baik dari tahun ke tahun,” pungkas Hikam.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan peserta mendapatkan manfaat dan bekal praktis dalam menghadapi gangguan kesehatan mental melalui pendekatan spiritual Islami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *