Repoerter: Imdi Fahma & Thoriq Syauqillah
Editor: Moh. Faiqul Waffa
Forma (11/09) – Himpunan Mahasiswa Program Studi Pemikiran Politik Islam (HMP PPI) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar seminar politik bertema “Dekonstruksi Gerakan Ekstra Kampus Islam: Dari Politik Identitas ke Konsensus Berbasis Nilai-nilai Keislaman”, Rabu (11/09), di Aula B3 FUF.
Ketua pelaksana, Sylfia, menjelaskan bahwa seminar ini bertujuan memperkenalkan mahasiswa baru pada organisasi ekstra kampus Islam (Ormek) beserta ideologinya, sekaligus menumbuhkan sikap kritis terhadap fenomena politik identitas di lingkungan kampus.
“Kami ingin teman-teman mahasiswa baru, terutama dari PPI, lebih mengenal ormek-ormek Islam di UINSA, termasuk ideologinya. Supaya mereka tidak apatis dan bisa memilih dengan bijak,” ujar Sylfia, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua HMP PPI.
Seminar menghadirkan dua narasumber utama yang juga alumni PPI, yakni Halimur Rosyid—Wakil Sekretaris DPD Partai Gerindra sekaligus alumni PPI 2013—serta Nur Fadilah, anggota KPU Kota Surabaya. Keduanya menekankan pentingnya menjaga idealisme gerakan mahasiswa tanpa terjebak fanatisme identitas.
Sylfia mengakui adanya tantangan dalam pelaksanaan acara, khususnya terkait jumlah peserta.
“Beberapa undangan tidak hadir. Bahkan dari internal mahasiswa PPI ada yang berhalangan karena kegiatan pribadi. Harga tiket masuk (HTM) juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kehadiran,” tambahnya.
Salah satu peserta, Hafiza, mahasiswa baru HPI FSH, mengaku seminar ini membantunya memahami peran ormek di kampus.
“Saya ikut karena ingin tahu lebih jauh tentang organisasi di kampus. Materi yang disampaikan membuka wawasan, terutama soal pentingnya tetap rasional dan tidak terjebak dalam politik identitas,” ungkapnya.
Melalui seminar ini, panitia berharap mahasiswa baru lebih aktif dan selektif dalam berorganisasi serta mampu membangun konsensus berbasis nilai keislaman di tengah keberagaman organisasi kampus.
