Sebuah Puisi karya Akary*)

Google.com

Kudengar riuh gaduh negara kesatuan
pada segelintir orang yang mengaku wakil kebenaran
mereka hadir diantara para tuan
berdasi, dan bergincu yang menyilaukan
kata-katanya bak sabda yang selalu benar
tapi tak ayalnya mereka hanya membuat onar

Kali ini mereka berdiri dengan pongah
sederetan gigi taringnya berseringai
cakar tajamnya membawa kepala petani; yang baru saja ia kebiri
jala di lehernya menarik nelayan;
yang hendak menurunkan hasil tangkapannya
kerangkeng rantai di kakinya membawa sederetan timbangan pedagang

Aku melihat dan mengatakan inilah wajah; wakil kebenaran
yang mengikrarkan diri sebagai pelayan rakyat
bersembunyi pada kedok pejabat
mereka berkata dengan laknat
bersumpah dengan kalimat umpat
mereka mengagungkan lewat lingkaran institusi
menyucikan lewat khotbah suci

Itulah wakil kebenaran
yang selama ini dijunjung bahkan menjadi sebuah safari
negeri yang hampir mati
terkekek oleh wakil sendiri.

(Sby, 2018)

*) Anggota FORMA ’17