Dok. FORMA Gazebo B2 Fakultas Ushuluddin

“Jika surga adalah tempat paling nikmat di akhirat, maka Gazebo adalah tempat paling nikmat di Fakultas.”

Forma –Surga dalam makna dunia adalah sesuatu yang membuat senang. Pun, begitu bagi mahasiswa, terlebih mahasiswa Ushuluddin, Gazebo adalah surga bagi mereka. Akibat proyek pembangunan jalan dan drainase yang dilakukan di UINSA 2017 lalu, menimbulkan efek domino yang sampai sekarang belum usai. Mulai dari banyaknya pohon di Fakultas Ushuluddin yang ditebang, dan yang lebih krusial lagi adalah disfungsinya gazebo Ushuluddin dan Filsafat yang terletak di depan gedung B2.

Melihat gazebo yang biasa digunakan sebagai tempat diskusi itu tak segera ditindaklanjuti, Fiqh Firdaus selaku Dema FUF membuat pagar dari potongan-potongan ranting pohon hingga membetuk pagar yang mengelilingi gazebo. Ternyata hal ini telah dibicarakan dengan pihak rektorat dan mendapat perizinan.”Untuk pagar di gazebo B2 itu kami sudah mendapat acc dari pihak rektorat untuk membangun pagar, asalkan jangan pagar permanen,” ungkap Fiqh Firdaus selaku Dema Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (28/02) kemarin.

“Sebenarnya adanya pagar ini juga ingin kami buat tempat kajian lagi, niatnya segera kami gunakan untuk ngaji Tan Malaka,” lanjut Mahasiswa asal Lamongan itu.

Adanya permasalahan mengenai gazebo yang tak kunjung diperbaiki semakin diperparah dengan enggannya pihak Dekanat yang seolah lepas tangan dengan permasalahan yang ada di fakultasnya sendiri. Dema FUF yang kerab dipanggil Abe itu kembali menegaskan bahwa pihak Dekanat sudah lepas tangan dan tak mau tahu dengan permasalahan ini,”argumen yang mereka bangun adalah bahwa mereka tidak memiliki wewenang untuk mengurusi ini,” tegasnya.

Dilain tempat, kekecewaan bukan hanya ditunjukkan dari pihak DEMA Fakultas, namun pula oleh Muhammad Mudhoffar, Mahasiswa AFI semester empat,”saya sangat kecewa dengan para pemangku kebijakan yang ada di UINSA, baik itu dari pihak Rektorat sendiri maupun dari pihak Dekanat yang tidak peduli dengan permasalahan yang ada di fakultasnya sendiri. Kalau membangun sarana dan prasarana yang besar saja mereka bisa, kenapa mengurusi gazebo yang hanya sekecil itu ribetnya minta ampun?” ungkapnya sekaligus pertanyaan bagi para pemangku jabatan Universitas.

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa “Gazebo adalah tempat yang penting di fakultas Ushuluddin dan Filsafat sebagai tempat belajar, diskusi, rapat organisasi, dan istirahat setelah mengikuti kuliah, saya sebagai civitas akademika Fakultas Ushuluddin dan Filsafat merasa sangat dirugikan dengan disfungsinya gazebo ini. Karena dulu senior saya  mengatakan gazebo ini memiliki julukan adalah Taman Surga, maka tolong jangan hilangkan Surga dari Fakultas kami” pungkasnya. #Bahar