FORMA– Kamis ,11 Oktober 2018. Lantaran tidak layak pakai dan kurangnya kursi untuk menunjang proses perkuliahan, 200 buah kursi diajukan oleh pihak Tata Usaha Fakultas Ushuluddin dan Filsafat kepada kantor pusat Rektorat bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) UINSA.
Sahuri, selaku pimpinan Tata Usaha fakultas ushuluddin memaparkan kalau pengajuan ini biasa di lakukan satu tahun sekali.
“Pengajuan fasilitas tersebut biasa dilakukan 1 tahun sekali, tergantung kebutuhan” paparnya.
Lebih jauh dia menambahkan bahwa dana untuk pengajuan tambahan kursi tersebut diambil dari anggaran rektorat melalui ULP (Unit Layanan Pengadaan) yang dikoordinasikan oleh kabag umum.
“kita hanya menerima dan usul saja, Sebenarnya usulan di ajukan sejak tahun 2017, setelah diajukan ke Jakarta untuk mendapatkan persetujuan untuk acc, lalu dibentuk tim Pengadaan sejak tahun 2015 untuk antisipasi perbedaan harga”. Tambahnya.
Pembagian kursi lebih dialokasikan pada gedung B2 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Namun tidak menutup kemungkinan, gedung B1 juga membutuhkan penambahan kursi baru. Setelah dirangkai dengan pijakan kaki yang sebelumnya dikemas secara terpisah, kursi siap ditempatkan pada ruangan yang membutuhkan. Sedangkan kursi kayu yang sudah tak layak pakai, rencananya akan dipindahkan ke tempat lain dan dilelang. Nantinya, hasil lelang akan diserahkan kembali kepada kas negara. Jika kursi tidak di lelangkan, dikhawatirkan terjadi kesalahpahaman jumlah kursi dengan data inventaris yang ada.
Tambahan kursi tersebut diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar mahasiswa, sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar di kelas dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
“Bagus, dapat membuat nyaman belajar Mahasiswa” Komentar Achsin, salah satu mahasiswa ushuluddin prodi SAA Semester 1.
(Riza/izza)
Cucok meong