Reporter : Adi Swandana dan Jihan Sajidah

Editor : Titik Damayanti

 

FORMA (19/01) – Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) siap menyelenggarakan Perkuliahan Tatap Muka (PTM) secara penuh yang akan dimulai pada Semester Genap Tahun 2021/2022 untuk mahasiswa semester 2 dan 4, mahasiswa yang melaksanakan bimbingan  skripsi/tugas akhir, mahasiswa praktikum dan mahasiswa pascasarjana. Hal ini sesuai hasil keputusan rapat evaluasi PTM pada tanggal 12 Januari 2022.

Abdullah Rofiq Mas’ud selaku Koordinator Bagian Akademik UINSA menjelaskan bahwa menurut hasil keputusan rapat evaluasi terbaru dengan mempertimbangkan kondisi saat ini dan sudah ada intruksi untuk PTM. Merujuk dari hasil rapat tersebut bahwa Semester Genap Tahun 2021/2022 diputuskan untuk PTM namun tidak 100%, hanya mahasiswa semester 2 dan 4 untuk semua domisili.

“Sejak awal mahasiswa tersebut belum pernah melihat kampus. Selain mahasiswa semester 2 dan 4, mahasiswa yang sedang dalam proses bimbingan, ujian, dan sebagainya”, imbuh Rofiq selaku Koordinator Bagian Akademik.

Mamat S. Burhanudin selaku Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama (AAKK) memutuskan proses PTM ini hanya untuk yang formal saja. Mengenai  IBA, IBI, dan sebagainya belum dibahas, karena hal itu di luar jadwal formal jadi nanti akan diputuskan belakangan. Untuk Juknis masih dalam proses pengerjaan dan selesai sebelum pembelajaran Semester Genap Tahun 2021/2022 dilaksanakan.

“Kita khawatir ada sebuah dampak dari proses pembelajaran jarak jauh yang dikenal dengan istilah learning lost atau pembelajaran yang hilang, mutu pendidikan dan kompetensi masih belum tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga PTM sendiri juga sangat penting untuk dilaksanakan. PTM dengan tetap mengikuti perkembangan di luar mengenai virus varian baru Covid Omicron dan akan dikomunikasikan dengan satgas covid dari tingkat kota hingga provinsi”, tutur Mamat.

Aji Ahmad salah satu mahasiswa prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) semester 1 mengomentari hal ini, “Saya tidak setuju dengan diadakannya PTM semester depan, karena ekonomi kami setelah pandemi belum cukup dalam menghidupi  PTM secara offline dan belum lagi bagi para perantau yang harus mengeluarkan uang untuk biaya kos dan makannya tiap hari”.

Berbeda dengan pendapat Irfan Setiawan, mahasiswa semester 1 yang justru setuju bila semester depan dilaksanakan PTM secara offline. Karena selama kuliah, mereka membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) tapi tidak bisa menikmati fasilitas yang dibayarkan.