Reporter: Syafrial Arrasyid dan Baharudin Chabib Chakim
Editor: Adi Swandana E . P.
FORMA (12/04) – Seluruh Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Surabaya (ABS) akhirnya melakukan seruan aksi menolak Undang-Undang (UU) Cipta Kerja (Ciptaker) pasca adakan beberapa konsolidasi. Aksi kali ini diawali dengan berkumpulnya para demonstran di Kebun Binatang Surabaya (KBS) sejak pukul 11:25 WIB hingga berangkat menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur pukul 12.24 WIB.
Aqyas Sholeh selaku Koordinator Lapangan (Koorlap) ABS mengatakan bahwa aksi hari ini hanya melibatkan seluruh elemen mahasiswa Surabaya baik dari kampus negeri maupun swasta. Namun, Aqyas mengatakan jika massa dari Universitas Pembangunan Negeri (UPN) “Veteran” Jawa Timur telah menarik diri dari aksi hari ini tanpa alasan yang belum diketahui.
Persiapan aksi kali ini juga dijelaskan oleh Aqyas mulai dari mobil komando; yang merupakan pinjaman dari Federasi Serikat Buruh Independen (FSBI) Surabaya, alat peraga, selembar police proof, dan juga selembar naskah tuntutan yang akan diajukan kepada pihak DPRD Jawa Timur.
Aqyas juga menuturkan bahwa aksi ini memiliki beberapa tuntutan yang lainnya. Tuntutan-tuntutan tersebut meliputi isu UU perampasan aset, komersialisasi pendidikan dalam bentuk Perguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum (PTN-BH) dan Implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di lingkungan perguruan tinggi. Semua tuntutan tersebut diharapkan oleh Aqyas agar mendapat kejelasan dan tindak-lanjut dari pihak pemerintah pasca aksi hari ini.
“Sampai semua elit meninjau kembali seluruh keputusan- keputusan yang ada, artinya akan ada demonstrasi lanjutan apabila tidak ada kelanjutan dari pemerintah,” pungkas Aqyas.
Riki Donaire selaku Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Wonokromo yang bertepatan memberikan pengarahan kepada pihak aparat ketika di KBS turut memberikan informasi mengenai personil keamanan pada aksi ini.
“Pihak yang terlibat untuk mengamankan demonstrasi kali ini ada perbantuan dari Kepolisian Daerah (Polda), Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes), Intel, dan Reserse Kriminal (Reskrim),” ujar Riki.