FORMA – Sabtu, 27 Oktober 2018.Universtas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) memberikan Beasiswa non akademik atau prestasi yang di raih diluar pembelajaran untuk mencari prestasi mahasiswa UIN SUNAN AMPEL SURABAYA yang diharapkan membawa ke tingkat Internasional. Agar bisa memenuhi syarat Beasiswa non-akademik, Mahasiswa harus mengumpulkan Fotocopy KTP dan Sertifikat tingkat nasional dan internasional yang berarti minimal tingkat nasional. Beasiswa non akademik diberikan kepada Mahasiswa yang bersifat perorangan, salah satu contohnya adalah tahfidzul qur’an,  Namun tidak-menutup kemungkinan bagi mahasiswa yang prestasinya secara berkelompok, hanya saja mengenai hal ini belum dapat dipastikan.

Kunawi, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat memaparkan perihal beasiswa non akademik ini.

‘’Nampaknya Pak Rektor melalui Bu Warek I Mencari Mahasiswa untuk meningkatkan prestasi non akademik.” paparnya.

Lebih jauh dia menambahkan bahwa mengapa harus beasiswa non-akademik  yang bisa diberikan kepada mahasiswa.

‘’Karena untuk Akreditasi perguruan tinggi itu ditanyakan oleh BAN PT  (badan akreditasi nasional) mahasiswa ushuluddin atau mahasiswa UIN mempunyai prestasi non akademik beberapa baik nasional maupun internasional maka dari itu untuk memenuhi standart  nasional kita harus memerlukan beasiswa non akademik, justru nanti kedepannya beasiswa non akademik jauh lebih penting”.  Tambahnya.

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat satu-satunya yang semua prodinya mendapatkan beasiswa.yaitu 50 kuota. Karena di Ushuluddin ada 5 prodi jadi di Setiap prodi diberi kuota 10 mahasiswa berprestasi. Dari data yang mengikuti beasiswa non akademik tanggal 25 Oktober 2018 lalu, Ilmu hadis 17, Ilmu Al-qur’an dan tafsir 15, Aqidah Filsafat Islam ± 10, Studi Agama – agama 1,dan Tasawuf psikoterapi masih belum diketahui. Nantinya ,akan diseleksi lagi karena setiap prodi diberi kuota maksimal 10.

‘’Mungkin seleksinya dari ketidakmampuan orang tua dan Nilai. Yang menentukan pusat, kita hanya mengajukan” Ungkap Kunawi.

Sedangkan Mahasiswa yang sudah mendapatkan  bidikmisi tidak dapat mengikuti beasiswa non akademik ini, karena aturan dari pusat tidak memperkenankan adanya penerimaan 2 beasiswa sekaligus, karena hal tersebut akan menyebabkan terjadinya double akun, yang tentu saja menyalahi aturan yang telah berlaku. Karena bidikmisi juga termasuk spp dan mendapatkan uang perbulannya.

Mengenai tenggang pemberian dana tersebut hanyalah berlaku pada satu semester, karena mengingat akan adanya tenggang masa bagi prestasi yang ditunjukkan pada biro akreditasi, misalnya prestasi yang telah diraih pada 4 tahun yang lalu, tidak bisa ditunjukkan kembali pada tahun-tahun berikutnya.

Beasiswa non akademik mempunyai kendala yaitu kurang variatif,misalnya prodi SAA butuh 10 tetapi hanya 1. Karena  baru pertama kalinya ada beasiswa non-akademik, mahasiswa kurang mengetahui atau belum didengar mahasiswa dan mungkin mahasiswa sudah punya. Kunawi juga mengusulkan jika ada info tentang beasiswa langsung sebarkan karena itu sangat penting dan membantu.

hal senada juga diungkapkan oleh oktaviani, mahasiswa SAA semester satu ini menyambut baik dan sangat mendukung terhadap program beasiswa non-akademik ini

Beasiswa ini sangat bagus, dapat membantu atau meringankan beban mahasiswa yang UKTnya dibilang tinggi” pungkasnya

 

RIZA-HUDA-ALDA