Kali ini langit kelabu
Entah apa, yang membuatnya gelap sendu
Aku masih melihatinya
Sama persis saat menatapan senyum indah dipersipangan pesantren
Mungkin langit saat ini tak kuasa menanggung rindu
Ia teteskan bait-bait air luka nya.
Gemuruh gunturnya hanya nestapa
Bahkan rintihan airnya bisu
Persis seperti lakuku yang menemuimu
Aku masih menatapi hujan sore ini
Dari balik jendela perasaan, yang tak dapat kutembus
Tirainya berusaha kusibak
Dari belantara kecewa dan nista
Lebayun rindu mengadu
Mengumpat ku karena jenuh menunggu
Aku patah!
Terimakasih luka!
Tampar anggin hujan, sore itu
Aku didekap dingin
Dibalut perasaan sumpah serapah
Apa yang salah dengan cinta? Tanyaku pada langit
Bukankah ia yang menyebabkan ironi!
Bukankah ia dibalik kisah Romeo juliet atau Ken arok dan ken Dedes!
Omong kosong soal cinta!
Saat ragamu tak lagi dapat bersama
Kita asing dipertemuan
Dan akrab didalam tangis perpisahan
Aku mencoba merengkuhmu namun langkahmu menjauh
Aku mencoba menggapaimu tapi kau tepiskan segenap rasa
Aku memujamu dewi!
Melebih rasa cinta rahwana pada sinta
Ku tantang seribu pujangga, untuk beradu kata
Meski harus kalah pun.
Aku akan bangkit ditengah bait luka yang lain
Aku mencintaimu kasih,
Melebih perih yang menghujam sanubari saat kau tak kembali
Namun aku masih memandangimu dibalik jendela tua
Tepat dimana mata kita pernah bercumbu rayu
Semua masih akan tetap sama kasih
Akan selalu tentang aku
Aku yang akan tetap mencintaimu sedang kau tetap mencintai selain aku

Akary
25/12/2019