Reporter: Nikisa Ichobana

Editor: Azilatul Husna

FORMA (15/09) — Seminar Dialektika Digital sukses diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Aqidah Filsafat Islam (AFI) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Dengan menghadirkan 2 narasumber sekaligus. Yang dihadiri 150 peserta Pada Kamis, 15 September 2022 pukul 08.00 – 13.00 WIB.

Seminar bertajuk Mempertanyakan Kebebasan Dalam Masyarakat Demokratis “Benarkah Demokrasi Membebaskan kita?” “Apakah Demokrasi Sejalan Dengan Kebebasan?” “Kebebasan Semacam Apa Yang Mungkin di Era Demokrasi?” tersebut digemakan di Gedung Auditorium UINSA.

Untara Simon, selaku pemateri pertama sebagai dosen dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) memaparkan akan relevansi demokrasi dengan filsafat. Apakah benar demokrasi kita ini memang bisa dimanfaatkan untuk untung pribadi? Lalu, Soal apalagi yang harus didiskusikan di era demokrasi dari negara demokrasi? Dengan mempertanyakan demokrasi yang terjadi di Indonesia lantas mengaitkannya dengan beberapa kasus hangat yang akhir-akhir ini bahkan kembali mencuat di masyarakat dan menjadi pemantik tanda tanya besar, seperti halnya Kenaikan BBM yang membawa sumber kerancuan atas adanya polemik subsidi.

Hal yang menarik juga di paparkan oleh Made Pramono, selaku pemateri kedua yang merupakan dosen UINSA sendiri. Ia  menyerukan perspektifnya tentang demokrasi dan seruan akan pentingnya menjadi masyarakat yang sadar diri tentang urgensitas demokrasi dan tata cara berdemokrasi sebagai warga negara yang baik.

“kita jangan menjadi masyarakat yang mudah terbawa arus dan dimainkan oleh emosi sebelum adanya cross check serta jangan pula takut dan bungkan atas hal-hal penting yang memang seharusnya dipertanyakan validitasnya” ujarnya.

Mu’awinati Isna Zilfia, selaku Ketua Pelaksana acara mengatakan dalam sambutannya bahwa seminar ini sengaja diadakan untuk memperingati Hari Demokrasi Internasional yang jatuh pada 15 September.

“Sebab kala ini banyak sekali problematika yang berkelindan dengan kebebasan masyarakat yang dikatakan bebas tetapi tidak bebas. Pada kata bebas itu sendiri seperti semakin terbelenggu. Jadi maka dari itu, HMP AFI ingin agar mahasiswa khususnya AFI sendiri, sadar dan paham akan demokrasi dan berdemokrasi” ujarnya.

Siti Maftukha, salah satu peserta sekaligus mahasiswi aktif  semester satu dari prodi AFI itu mengungkapkan kepuasannya terhadap seminar ini. Awalnya mengaku kalau seminar akan berjalan membosankan, namun setelah mendengarkan pemaparan dari pemateri seminar, ia merasa mendapatkan wawasan lebih luas, membuatnya ikut berpikir lebih kritis sebagai mahasiswi semester muda yang baru terjun dalam dunia kampus.