Reporter: Nikisa Ichobana, Ismira Oktavianti P
Editor: Chintya Octavia SH
FORMA (09/04) – Sejumlah mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi mengagendakan aksi demonstrasi, tak terkecuali Dewan Mahasiswa (Dema) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Untuk menyukseskan agenda tersebut, Dema-U mengadakan konsolidasi pada hari Sabtu, 9 April 2022. Diskusi yang dilaksanakan di depan Twin Tower UIN Sunan Ampel berlangsung mulai pukul 16.20 WIB. Dalam pertemuan tersebut Dema-U menggandeng seluruh elemen mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di UINSA.
Konsolidasi pada sore ini, dibuka oleh Aqyas Sholeh selaku ketua Dema-U. Setelah konsolidasi dibuka, pemaparan dilanjut oleh Masudi, Ali Akbar Rafsanjani, dan Muhammad Syaikhul Arif. Dalam konsolidasi tersebut dipertegas empat ide penolakan, yakni: Pertama, penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode. Kedua, pemindahan Ibu Kota Nusantara. Ketiga, naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM) dan harga barang pokok. Keempat, konflik agraria di berbagai wilayah di Indonesia, terutama wilayah Jawa Timur.
“Dari diskusi ini, kita fokus pada dua anekdot, yang pertama penundaan pemilu. Sementara yang kedua tentang kejelasan ekonomi terkait bahan pokok, BBM, dan lain-lain,” ujar Ali selaku Ketua Senat Mahasiswa UINSA (Sema-U).
Setelah konsolidasi pertama, Aqyas menuturkan bahwa Aliansi BEM Surabaya (ABS) akan mengadakan pertemuan pada hari Minggu, 10 April 2022. Forum ini bertujuan menyatukan aspirasi dari setiap perguruan tinggi di Surabaya. Beberapa perguruan tinggi yang tergabung dalam ABS di antaranya Universitas Surabaya, Universitas Tujuh Belas Agustus, dan 30 perguruan tinggi di Surabaya lainnya. Apabila dari pertemuan ABS tersebut tidak ada kelanjutan mengenai ide penolakan yang diusungnya, Aqyas siap mengadakan aksi mandiri atas nama UINSA.
“Kalau pun perjuangan kita terkait konsolidasi ini tidak dimasukkan ke ABS. Kita siap untuk berangkat sendiri.” Tegas Aqyas Sholeh.