Dok. Forma
Jum’at, 09 November 2018. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar aksi penolakan kenaikan UKT (Uang Kuliah Tunggal) terhadap Lukman Hakim Saifuddin selaku Menteri Agama RI yang telah mengisi acara Halaqoh Kebangsaan “ yang dilaksanakan di gedung amphi theater UINSA.
Latar belakang aksi ini didasari 3 hal diantaranya, Tuntutan penurunan UKT, pengembalian asas demokrasi dalam pemilihan rektor, dan pengembalian hak-hak mahasiswa. Setelah mahasiswa menyampaikan aksinya, Menurut Lukman Hakim Saifuddin selaku Menteri Agama RI aspirasi ini perlu diperjuangkan.
“Setelah melaksanakan aksi, kita berhak memperjuangkan aspirasi sebagai mahasiswa secara santun dan tidak anarkisme, tidak menimbulkan kerusakan dan buktikan bahwa kita mahasiswa terdidik, saya mohon betul bahwa perjuangkan mengagredasikan kepentingan-kepentingan kita harus menggunakan nalar, karna kekuatan mahasiswa itu pada nalarnya. Oleh karnanya saya minta pada pak Rektor serta jajarannya untuk mendiskusikan persoalan ini dengan musyawarah. Jadi cara kita menyelesaikan persoalan ini dengan cara musyawarah, dengan tidak memaksakan kehendak”Ujarnya.
“Yang kaitannya dengan UKT tentu saya tidak menguasa detail-detailnya tapi tolong nanti dimusyawarahkan, yang berkaitan dengan senat ini jika saya jelaskan sangat panjang dan waktu saya sangat terbatas karna saya harus segera ke bandara, tapi suatu saat saya akan secara khusus kalau ini menjadi isu utama terkait dengan mekanisme penetapan rektor saya akan menyediakan diri untuk kita berdialog dalam waktu yang cukup supaya kita punya pemahaman yang sama, yang ketiga kaitannya dengan fasilitas berupa ruangan yang AC nya nggak nyala dan sebagainya ini juga perlu dimusyawarahkan kemudian ini rumah kita, perguruan tinggi, Civitas Academica UINSA ini adalah milik kita sendiri rumah kita sendiri mari kita jaga bersama, sehingga persoalan-persoalan ini bisa diselesaikan secara baik. Mohon maaf waktu saya sangat terbatas” Tambahnya.
Salah satu mahasiswa aksi menahan Lukman untuk meminta persetujuan berupa dokumen yang harus ditandatangani oleh beliau, namun Lukman menolak permintaan mahasiswa.
”Saya tidak punya hak dalam hal ini. Jika anda selaku DEMA yang mewakili sebagian mahasiswa ingin ke Jakarta tentu saya membuka dengan senang hati saya bertemu dan waktu bisa diatur namun jika saya ada kunjungan di Surabaya maka saya akan sempatkan untuk kemari, kita lihat saja mana yang memungkinkan dari sesi waktu” Ujarnya.
Ma’sum selaku Wakil Rektor (WAREK) 3 juga menuturkan untuk kedepannya sudah mengambil tindakan, hanya saja belum final musyawarah antara Warek dengan Rektor.
Menanggapi hal ini, Afif selaku Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) mengatakan bahwa aksinya tidak bisa ditindak lanjuti, karena mengingat waktu yang dimiliki oleh Lukman sangat terbatas. Namun, ia merasa cukup puas dan menerima tanggapan dari Lukman atas aksi tersebut.
“Disini kami merasa menerima dan mendengar aspirasi dari pak menteri namun karna keterbatasannya waktu jadi kami tidak bisa menindak lanjuti aksi yang telah kami laksanakan, sebenarnya kami mengiginkan untuk duduk di satu forum bersama beliau agar kami mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, namun karena pukul 16.00 beliau harus sudah di bandara dan pukul 16.30 beliau sudah harus terbang ke Bogor, namun disini kami merasa sedikit puas karna aksi kami dihargai oleh beliau dan memberikan kesempatan kepada kami untuk datang langsung ke Jakarta jika beliau tidak bisa ke Surabaya” ujarnya.
Kholili selaku Koordinator Lapangan (KORLAP) aksi demonstrasi menegaskan jika kementrian agama hanya sekedaar wacana saja maka pihaknya akan demo setiap hari di UINSA dan akan datang langsung ke Jakarta untuk menemui beliau dan meminta kelanjutan akan aksi hari ini tadi.(Alfi, Azizah Kru Magang ’18)