
Doc. Forma
FORMA (14/08) – Rabu 14 Agustus 2019 merupakan hari pertama dilangsungkannya PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) UIN Sunan Ampel Surabaya. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari dan akan berakhir pada tanggal 17 Agustus 2019 yang bertepatan dengan perayaan hari Kemerdekaan Negara Indonesia.
Selama dua hari pertama, PBAK akan diadakan di depan Twin Tower UINSA, sedangkan dua hari selebihnya diadakan di gedung fakultas masing-masing.
Kegiatan ini merupakan sebuah pijakan awal bagi mahasiswa baru untuk mengenal kampus serta membentuk mental kemahasiswaan yang tentu berbeda dengan mental pelajar. Namun banyak sekali perbedaan dari kegiatan PBAK tahun 2018 dengan kegiatan PBAK di tahun ini, salah satunya dengan tidak mengelompokkan tempat duduk peserta menurut fakultasnya, melainkan ditata secara acak menurut warna stiker yang didapat oleh masing-masing peserta. Hal ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan mahasiswa lama maupun di kalangan kepanitiaan sendiri.
Konsep ini telah dimusyawarahkan dan ditetapkan pada Senin (5/8) lalu. Rektor berpendapat cara ini dapat digunakan untuk mengurangi diskriminasi dari fakultas yang jumlah mahasiswanya banyak daripada fakultas yang jumlah mahasiswanya lebih sedikit. Sejalan dengan pendapat rektor, Rizal Hamdani, selaku koordinator MenWA (Resimen Mahasiswa) mengatakan konsep ini digunakan agar mahasiswa merata, tidak ada blok A atau blok B. “Ini bukan karena demo, kalau untuk mengantisipasi demo kita lakukan setiap hari” imbuhnya.
Bebeda dengan koordinator MenWa yang sependapat dengan rektor, Muhammad Frestian selaku wakil panitia PBAK Fakultas Ushuluddin dan Filsafat memaparkan bahwasannya konsep ini untuk menetralisir kemungkinan terjadinya demo seperti tahun lalu. Muhammad Frestian juga berpendapat bahwa dengan konsep baru ini dapat mengurangi rasa solidaritas kepada masing-masing fakultas.
Sementara itu, Ghozali selaku DEMA (Dewan Mahasiswa) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat menyampaikan bahwa apapun konsep yang diterapkan, calon mahasiswa baru harus siap dengan mental mahasiswa, bukan hanya sekedar memahami teori namun harus siap juga untuk turun ke lapangan. (Afi/Kafa)
Penyunting: Fadlilatul Laili Riza Rahmawati