Reporter: Ismi Malika, Jihan Sajidah

Editor: Chintya Octavia SH

FORMA (14/09) – Program Studi (Prodi) Pemikiran Politik Islam (PPI) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) mengadakan Diskusi Politik (Dispi). Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 200 peserta dan dilangsungkan pada hari Rabu, 14 September 2022 dimulai pukul 12.00 – 16.10 WIB.

Diskusi yang bertajuk “Eksistensi Politik Islam untuk Masa Depan Demokrasi Indonesia” tersebut diadakan secara luring di Gedung Self Access Centre (SAC) lantai tiga UINSA.

Anas Fachrudin, selaku Kepala Prodi (Kaprodi) PPI di setiap proses pembelajarannya selalu mengimajinasikan bahwa PPI adalah guru bangsa. Penekanan guru bangsa selalu ditekankan oleh dosen-dosen yang lain dan imajinasi tersebut juga didiskusikan dalam kegiatan ini.

“Ilmu politik adalah usaha menggapai kehidupan yang lebih baik. Kita melihat tokoh-tokoh yang berpotensial, berpotensi dalam memimpin negeri ini. Kebetulan diskusi ini berhadapan dengan tahun 2024,” ungkap Agus Machfud Fauzi selaku pemateri pertama.

Kacung Marijan, selaku pemateri kedua juga memaparkan teori-teori yang digunakan saat orang memilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) yaitu teori sosiologi, teori psikologis, dan teori pilihan rasional. Dia juga mengungkapkan bahwa politik tak berpacu pada organisasi, namun berpacu pada personality.

Agus Trinanda, selaku Ketua Pelaksana seminar ini mengatakan bahwa diadakan Dispi ini untuk membangkitkan semangat generasi muda dalam menunjukkan eksistensi kedepannya yang terkhusus padagenerasi islam dalam mewujudkan bagaimana eksistensi dan memikirkan politik Islam kedepannya.

“Saya juga mengakui dalam persiapan Dispi ini juga banyak kendala yang dihadapi salah satunya mengompakkan satu sama lain, karena kegiatan ini baru diadakan setelah Covid-19,” imbuh Agus.

Widya Khadijah, selaku Ketua Himpunan Prodi (HMP) Pemikiran Politik Islam menyatakan bahwa seminar ini diadakan pertama kali setelah vakum selama pandemi Covid-19.

“Kaget dan luar biasa banget, karena ini pertama kalinya PPI sebagai Prodi baru di fakultas tuh mengadakan acara besar secara offline serta mengundang pemateri terkenal yang merupakan pakar politik dan memiliki karya dalam bentuk buku,” tambah Widya.

Baktiawi Arta, salah satu peserta Magister dari Universitas Airlangga mengungkapkan rasa puasnya terhadap kegiatan ini. Ia menyatakan bahwa kegiatan ini suatu bentuk kesempatan emas bagi anak muda terutama dalam politik Islam.