Oleh : Layli Nurul Islamiyah “Dikala bibir tak mampu berucap, Biarlah bait bait ini yang berucap” #I Hilang... Jiwaku kini telah hilang Hatiku pun tersakiti Aku lelah pada dunia yang fana ini Air mataku kian terus memberontak Mencoba keluar walau aku tak mau Di malam yang dingin tanpa bintang Aku bersujud dan lirih bibir ini bertanya Tiadakah yang dapat mengerti aku? Saat itu... hatiku buta Melupakan Engkau yang selalu mengerti aku Sungguh aku mengasihani diriku ini #II Aku mengabdi pada Tuhan Mengharap cinta dari-Nya Yang mampu menyelimuti dinginnya malam Tatkala aku menangis dalam sujud Seketika itu... Tenggelamkanlah aku ke dalam cinta-Mu Hingga ku terlena akan cinta dari-Mu #III Tatkala malam tiba Termenung aku di sudut ruang hampa Terkapar ruhku akan gemerlap dunia Tergeletak disudut nafsu yang menggebu Lirih terucap olehku Dunia menghanyutkanku Gemerlap dunia yang kurasa Ternyata hanyalah semu Sungguh naifnya diriku Hingga tenggelam dalam lautan nafsu Dan terdampar dalam penyesalan #IV Terlena aku akan pujian tentang-Mu Terasa indah menyejukkan hati Ribuan malam telah ku lukiskan Akan hati yang bergemuruh merindukan-Mu Tak perlu ku ucapkan Engkau tau besarnya getaran ini Oh, pemilik hati... Segala harapan kusandarkan pada-Mu Walau mataku tak dapat melihat Namun hatiku dapat merasakan... #V Terdampar aku dalam lautan asmara Gemuruh ombak seolah merayuku Kedatanganmu tak pernah kuduga Kehadiran mu pun tak pernah ku minta Namun engkau datang tanpa permisi Mengajakku ke dunia fantasi yang kau lukis Dalam genggamanmu terdapat cinta Ketika hatiku tertarik Kau pun menjanjikan surga Dan kini kuterlanjur jatuh hati Hingga aku hampir terbuai dalam imajinasi Namun, aku terlalu takut Akan cinta yang belum waktunya Dan akan membuat ku melupakan-Nya Yang lebih layak tuk ku cintai