Siapa yang tak mengakui julukan kota Surabaya yang satu ini? Sudah menjadi rahasia umum bahwa Surabaya terkenal akan ‘hijau’nya. Bukan hanya hijau karena tumbuhan, tetapi juga hijau sebagai arti sesungguhnya. Ya, apalagi kalau bukan tim sepak bola asal Surabaya, Persebaya, yang sering kali memakai seragam hijau ketika bertanding, sehingga supporternya, Bonek Mania pun ikut memakai baju hijau dan menjadi warna resmi mereka ketika mendukung tim kebanggaannya bertanding. Namun ini bukan tentang Persebaya ataupun Bonek Mania.

Predikat ‘hijau’ yang disandang kota Surabaya tak lepas dari peran penting sang Walikota, yakni Tri Rismaharini. Sejak menjabat menjadi Walikota Surabaya pada tahun 2010 dan terpilih kembali pada tahun 2016, Risma tak pernah mengesampingkan penghijauan di kota Surabaya. Hal ini juga berkaitan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang pernah dijalaninya. Menempuh sarjana di jurusan Arsitektur Institut Negeri Sepuluh November (ITS) Surabaya dan lulus pada tahun 1987, Risma kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di ITS Surabaya, lulus pada tahun 2002. Riwayat jabatan yang pernah dijalani sebelum menjadi walikota adalah sebagai berikut :

  • Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (1997)
  • Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya (2001)
  • Kepala Cabang Dinas Pertamanan Kota Surabaya (2001)
  • Kepala Bagian Bina Pembangunan (2002)
  • Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan (2005)
  • Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya (2005)
  • Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (2008)

Dengan riwayat pendidikan serta pengalaman kerja yang selalu berkaitan dengan pembangunan kota, tidak heran bahwa Walikota Surabaya yang satu ini selalu berhasil menambah daya tarik kota Surabaya khususnya di sektor tata kota dan penghijauan. Tidak asal menggalakkan penghijauan, Risma juga memikirkan keindahan dan kenyamanan bagi warga kota Surabaya.

Hingga saat ini terdapat ratusan taman di seluruh penjuru kota Surabaya, bahkan ada taman yang mendapat penghargaan “The 2013 Asian Townscape Award (ATA)” untuk kategori Taman Terbaik Se-Asia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu Taman Bungkul. Banyak sekali pengunjung yang datang untuk sekedar menikmati keindahan taman atau melakukan kegiatan lain di Taman Bungkul.

Tak hanya tentang taman, Risma juga membenahi perkampungan yang dianggap kumuh menjadi lebih bersih dan hijau tentunya. Dengan mengajak warga untuk bekerja bakti membersihkan kampung dan menanam tanaman di sekitar rumah mereka, seperti perkampungan di Kelurahan Gundih, Tanah Kali Kedinding, Baratajaya, dan masih banyak yang lainnya.

Akibat kerja keras Risma, Surabaya mendapatkan banyak penghargaan dari dalam maupun luar negeri.  Pada tahun 2017, Surabaya mendapat penghargaan tingkat nasional “Adipura Kencana” yang diberikan langsung oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo, kepada Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Adipura Kencana didapatkan apabila kota/kabupaten meraih Piala Adipura tiga kali berturut-turut. Penilaian Adipura berkaitan dengan aspek lingkungan dan kebersihan. Pada tingkat internasional ada penghargaan “Sustainable City and Human Settlements Award (SCAHSA)” untuk kategori Global Green City dari PBB yang diterima Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di New York.

Di tahun 2018 ini Surabaya juga mendapatkan penghargaan internasional, yakni “Lee Kuan Yew World City Prize” untuk kategori Special Mention di Expo and Convention Center Marina Bay Sands, Singapura. Penghargaan ini diberikan karena Surabaya memiliki keistimewaan tersendiri, yaitu masih menjaga kelestarian perkampungan sebagai bagian dari perkembangan kota.

Tidak ada habisnya jika membahas tentang kota Surabaya dan ‘hijau’nya. Itu semua berkat pelopor dari Tri Rismaharini yang diimbangi dengan partisipasi warga kota Surabaya yang antusias menghijaukan kotanya.  Semoga hal ini tidak hanya terlaksana di kota Surabaya, tetapi seluruh wilayah di Indonesia juga melakukan penghijauan dan menjaga kebersihan di masing-masing daerahnya.

 

Oleh : Virginia Febriandini