Penulis: Agrizke Izharadila
Editor: Nur Maliyah Nisa Mardiyah
Salah satu hal yang sangat penting dalam membangun Indonesia menuju lebih baik adalah dengan nilai-nilai keragaman dan toleransi. Hal itu dikarenakan Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman agama, budaya, suku, dan bahasa. Namun, jika melihat keadaan bangsa Indonesia sekarang ini, bisa dikatakan sangat jauh dari kata sejahtera, karena semakin maraknya kasus intoleransi antar suku, ras dan umat beragama.
Peristiwa kekerasan dan intoleransi sendiri dapat dilihat melalui isu-isu konflik di tanah Papua. Kasus perselisihan yang terjadi di beberapa wilayah Papua kerap kali memunculkan ketegangan antara kelompok etnis tertentu dengan kelompok etnis lainnya. Tentu saja, hal ini berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan hak-hak adat masyarakat Papua.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia bukan lagi Bangsa yang ramah dan bukan lagi menjadi rumah bagi masyarakatnya. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh kurangnya kesadaran para pemuda bangsa mengenai toleransi dan rasa saling menghargai satu sama lain. Jika ketidaksepemahaman itu terus dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan adanya konflik antar kelompok atau bahkan konflik antar agama.
Hal tersebut di kemudian hari akan memicu buruknya komunikasi antar kelompok, sehingga menjadikan lingkungan yang seharusnya bersatu menjadi terpecah belah. Selain itu, dampaknya juga akan mempengaruhi perkembangan sosial, budaya, maupun pendidikan di masyarakat. Maka dari itu, sangat diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya toleransi dan saling menghargai keberagaman bagi para pemuda bangsa.
Pemuda bukan hanya tentang seorang laki-laki maupun perempuan yang berumur remaja hingga dewasa, melainkan seorang kaum muda yang merasa perlu memperbaiki lingkungan tempat tinggalnya dan mengubah lingkungan tersebut dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pemuda harus memiliki jiwa yang kuat dan tangguh, sebab di kemudian hari akan dihadapkan dengan berbagai tantangan zaman. Lalu, hal apa yang bisa dilakukan oleh para pemuda untuk membangun Indonesia yang lebih toleran dan beragam?
Ideologi gerakan keagamaan moderat dan inklusif inilah yang menjadi salah satu cara yang paling efektif dalam membangun toleransi dan keberagaman di Indonesia. Adanya gerakan keagamaan moderat dan inklusif dapat membuat suatu agama tidak dapat mengklaim keunggulan atas agama lain dan batas antara kelompok agama yang dihormati secara bersamaan. Gerakan keagamaan moderat dan inklusif sangat penting, terkhusus pada negara yang heterogen seperti Indonesia yang terdiri dari berbagai agama, kelompok etnis, dan budaya.
Peranan Pemuda dalam Membangun Toleransi dan Keragaman
Para pemuda memiliki peranan penting dalam membangun toleransi dan keragaman, tiga di antaranya adalah;
Pertama, pemuda sebagai agen perubahan. Hal itu sangat penting dalam membangun toleransi dan keberagaman. Pemuda memiliki pandangan dan semangat yang kuat untuk menciptakan perubahan yang lebih baik untuk negara dan bangsa. Pemuda juga memiliki kemampuan untuk memperkenalkan ideologi-ideologi baru dan mengubah pola pikir masyarakat. Oleh karena itu, jika seorang pemuda mampu membangun pemahaman yang tepat mengenai toleransi dan keberagaman, Indonesia akan menjadi lebih maju dan toleran (Fadli, 2019: 127).
Kedua , pemuda sebagai pelopor dalam mengembangkan kegiatan yang mendukung terciptanya toleransi dan keragaman, seperti dialog antar agama, kegiatan sosial, dan kegiatan keagamaan yang mengutamakan nilai-nilai toleransi dan inklusif. Para pemuda memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemimpin dalam memperkuat gerakan keagamaan moderat dan inklusif. Hal itu dapat dilakukan melalui pendidikan dan pengajaran yang baik sehingga dapat membentuk sikap positif dalam memandang perbedaan agama, etnis, ras, dan warna kulit. Proses implementasinya, pemuda bisa menjadi pemimpin dalam gerakan keagamaan moderat dan inklusif dengan memberikan contoh yang baik dalam mengamalkan toleransi dan keberagaman kepada orang lain.
Ketiga, pemuda sebagai media dalam memperluas gerakan keagamaan moderat dan inklusif ke seluruh lapisan masyarakat. Konteks ini lebih mengarahkan pada pemuda untuk mengambil inisiatif dalam mengorganisir diskusi, seminar, workshop, dan kegiatan sosial lainnya yang dapat memperkuat hubungan kerjasama antar kelompok agama. Pemuda dapat menggunakan media sosial dan teknologi informasi untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi dan keberagaman.
Cara Pemuda dalam Membangun Toleransi dan Keberagaman
Ada banyak cara yang bisa digunakan oleh para pemuda dalam membangun toleransi dan keberagaman, sehingga bangsa Indonesia bisa kembali menyandang julukan sebagai negara yang Bhinneka Tunggal Ika. Berikut adalah cara-cara pemuda dalam membangun toleransi dan keberagaman;
Pertama, mengedepankan pendekatan dialogis yang terbuka dan berkelanjutan. Para pemuda dapat menumbuhkan sikap terbuka dalam memahami dan menerima pemikiran agama dan budaya yang berbeda-beda. Sikap ini dapat tertanam melalui kegiatan dialog dalam bentuk diskusi ataupun seminar yang mempertemukan lintas agama dan budaya secara teratur. Salah satu contohnya yaitu dialog antar agama yang bertujuan untuk saling memahami dan menghormati perbedaan keyakinan (Hariyanto, 2023: 2577).
Kedua , para pemuda dapat membangun jejaring dan kerjasama antaragama maupun kegiatan keagamaan yang melibatkan masyarakat luas. Hal ini dapat membentuk pola pikir masyarakat yang inklusif di lingkungan sekitar. Kegiatan yang mendukung cara ini salah satunya adalah dialog antar agama yang juga dapat membangun kesepahaman dan menjalin kerja sama dalam mempromosikan toleransi dan inklusivitas.
Ketiga , mengadopsi dialog antar budaya sebagai suatu praktik dalam kehidupan sehari-hari. Para pemuda dapat menjadi agen perubahan dalam mengadopsi dialog antar budaya sebagai praktiknya. Dialog tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan yang berbentuk pertemuan maupun kesempatan untuk membicarakan perbedaan agama maupun adat yang melibatkan masyarakat luas.
Keempat , kembangkan gerakan-gerakan kegiatan sosial dan keagamaan. Para pemuda dapat mengembangkan ideologi gerakan keagamaan melalui kegiatan sosial sekaligus keagamaan yang bersifat moderat dan inklusif. Beberapa contohnya adalah kegiatan bakti sosial antar umat beragama, pemerataan pembangunan sarana umum, pembuatan sistem sosial yang menyentuh masyarakat bawah, dan kemampuan merespon kebutuhan masyarakat. Hal itulah yang di kemudian hari dapat membangun rasa toleransi dan penyimpanan keamanan bersama (Usnan, 2021: 96).
Kelima, berbagi dengan menggunakan cara lainnya, seperti berkampanye melalui media sosial, penyuluhan keagamaan, seminar, dan workshop, sehingga pemahaman tersebut tidak hanya bersifat individual melainkan bersifat kolektif. Pemuda dapat menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mempromosikan toleransi dan inklusivitas yang nantinya dapat menciptakan lingkungan online yang inklusif dan saling menghormati (Nasih dkk, 2020: 175).
Rekomendasi Penulis
Perlu diperhatikan kembali akan pentingnya peran pemuda dalam bangsa Indonesia. Terutama dalam hal toleransi dan keberagaman. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki komitmen dan konsistensi dalam memperjuangkan nilai-nilai toleransi dan keberagaman melalui ideologi gerakan keagamaan moderat dan inklusif. Adanya kesadaran, upaya dan kontribusi pemuda, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih toleran dan beragam.
Daftar Pustaka
Fadli, Subhan. Membangun Toleransi Generasi Milenial: Prosiding Seminar Nasional, Harmonisasi Keberagaman dan Kebangsaan bagi Generasi Milenial. Tangerang Selatan: Lembaga Kajian Keagamaan, Universitas Pamulang. 2019.
Hariyanto. Wacana Dialog Keagamaan dalam Pluralisme (Suatu Tinjauan Hermeneutika Hans-George Gadamer). Jurnal Cakrawala Ilmiah, Vol.2, No.6 (Februari, 2023).
Nasih, Ahmad Munjin, dkk. Kajian Konten Media Sosial untuk Penguatan Literasi Dakwah Islam Moderat Guru dan Santri di Pesantren. Jurnal Karinov, Vol.3, No.3 (September, 2020).
Usnan. Meningkatkan Peran Pemuda dalam Pembangunan Lingkungan Melalui Tugas sebagai Ketua RT. Transformatif: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol.2, No.1 (Juni, 2021)..