Minimalist lifestyle atau gaya hidup minimalis ternyata dapat berdampak pada nilai spiritual seseorang, sekaligus memberikan efek pada kesehatan mental. Hal tersebut dapat diamati lewat bagaimana seorang minimalis menjalani kehidupannya. Mulai dari mengatur rutinitas, keuangan, pikiran, sekaligus mengendalikan emosi. Semuanya dapat berubah seiring dengan perubahan gaya hidup dan kesadaran akan nilai minimalis itu sendiri.
Perlu diketahui bahwa gaya hidup minimalis adalah gaya hidup dengan mengutamakan nilai kebutuhan daripada keinginan. Mereka akan menjalani hidup dengan sesederhana mungkin melalui sarana dan prasarana yang minim namun tetap berkualitas. Dengan begitu sikap, perilaku, serta mindset akan ikut berubah. Hal ini juga akan membawa perubahan pada nilai spiritual seseorang. Di mana nilai tersebut mencakup beberapa aspek yakni estetika, moral, religius, serta kebenaran.
Aspek estetika merupakan salah satu aspek yang paling erat hubungan dengan gaya hidup minimalis. Seorang minimalis bukan hanya menata kehidupan mereka menjadi jauh lebih baik, tapi juga material di sekitarnya yang terlihat oleh pancaindera tertata lebih rapi. Inilah salah satu elemen penting ketika seseorang memutuskan untuk benar-benar terjun dalam gaya hidup ini.
Pada aspek kedua yakni moral, seorang minamalis perlu memiliki mindset yang kuat, di mana mereka akan meninggalkan hal-hal yang tidak berguna dalam menjalani kehidupan, tak terkecuali barang yang mereka cintai. Hal ini akan melatih emosi serta mengubah pola pikir menjadi lebih dewasa. Bahkan hal tersebut juga dapat membuat mereka belajar lebih menghargai sesuatu dan bersikap lebih baik. Di mana dengan menjadi minimalis, seseorang akan menjadi lebih bersyukur dengan apa yang mereka miliki. Hal tersebut dapat menunjukkan bagaimana perubahan moral pada seorang minimalis.
Selanjutnya pada aspek religius, gaya hidup minimalis seakan terlihat tidak memiliki pengaruh apapun padanya. Namun pada dasarnya, dengan menjalani kehidupan minimalis, seseorang dapat lebih dekat pada agama ataupun Tuhannya, contohnya adalah pengikut agama islam. Gaya hidup minimalis sendiri adalah gaya hidup yang merupakan tuntunan dalam agama tersebut, sehingga dengan menerapkan nya, sama dengan menjalankan tuntunan yang telah diserukan. Sebagian besar dari agama lain pun juga menyerukan nilai kesederhanaan ini, oleh karenanya gaya hidup minimalis akan membuat seseorang menjadi lebih baik dengan sudut pandang agama mereka.
Adapun pada aspek terakhir, yakni kebenaran. Jika dipahami secara bahasa, maka dengan melakukan gaya hidup minimalis, seseorang akan memahami mana yang benar-benar mereka butuhkan dan mana yang hanya sebatas nafsu belaka (keinginan). Dengan mengetahui kebenaran tersebut, seseorang akan jauh lebih memahami seberapa urgen usaha ataupun pengeluaran yang akan mereka keluarkan.
Dari pemaparan tersebut, mungkin banyak yang bertanya-tanya dimanakah keterkaitan nilai spiritual gaya hidup minimalis dengan kesehatan mental? Perlu diketahui bersama bahwa sebenarnya hubungan tersebut telah tersirat melalui progresivitas mindset dalam gaya hidup minimalis. Ingatlah bahwa mindset atau pola pikir adalah fondasi yang sesungguhnya pada kesehatan mental seseorang. Dengan progresivitas mindset tersebut, persentase kesehatan mental dapat ditingkatkan. Oleh karenanya, kehidupan minimalis yang sederhana dapat menjadi pilihan tepat untuk melakukan perubahan serta perbaikan pada kesehatan mental seseorang. Dengan begitu, mereka akan merasakan kepuasan, kesuksesan serta ketenangan dari perspektif mereka sendiri sebagai seorang minimalis, tanpa menstandarkan pada gaya hidup seseorang maksimalis.
Penulis: Riza