
Reporter : Ainun Nabilah
Editor : Dwi Rachma Aulia
FORMA (5/12) – Acara puncak kegiatan U-Fest (Ushuluddin Festival) dan Ushuluddin Award dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat ke-59 telah selesai diselenggarakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF). Penutupan sekaligus acara puncak tersebut dikemas dalam kegiatan Ngaji Gen Z. Acara yang diselenggarakan pada Rabu, 4 Desember 2024 di Gedung Auditorium UIN Sunan Ampel Surabaya hanya dihadiri para pemenang lomba U-Fest, penerima penghargaan Ushuluddin Award 2024, dan segelintir peserta.
Mukhammad Alfani, salah seorang peserta sekaligus mahasiswa berprestasi yang telah meraih penghargaan Ushuluddin Award 2024 mengaku kurang setuju dengan penggabungan acara Ngaji Gen Z dengan penyerahan penghargaan Ushuluddin Award maupun pemenang U-Fest karena dinilai menimbulkan kesalahpahaman bagi peserta.
“Beberapa peserta yang hadir untuk mendalami ilmu melalui kajian merasa tidak siap dengan sesi penghargaan yang cukup formal, sementara penerima penghargaan merasa kurang mendapatkan fokus perhatian yang seharusnya,” ucap Alfani.
Hal ini disetujui oleh Intan Purnama dan Mahda Syarifah yang hadir dengan niat awal mengikuti Ngaji Gen Z. Mereka merasa kaget dengan adanya rentetan kegiatan lain, sebab setelah Ngaji Gen Z usai, terdapat beberapa sambutan dan pengumuman para pemenang lomba U-Fest dan penerima penghargaan Ushuluddin Award 2024. Padahal dalam pamflet hanya tertera keterangan Ngaji Gen-Z dengan logo U-fest tanpa tertulis acara puncak U-fest dan penutupan Ushuluddin Award 2024.
Reza Silvia Barroh, sebagai penerima penghargaan Ushuluddin Award 2024 mengatakan tidak tahu-menahu dengan adanya Ngaji Gen Z yang diselenggarakan bersamaan dengan acaranya.
“Sebenarnya saya ngga tahu adanya Ngaji Gen-Z ini, karena tadi informasinya dadakan nominasi penghargaan Ushuluddin Award-nya. Jadi niat awal ya mau mendatangi penghargaan itu saja,” ucap Reza.
Meskipun demikian, ia merasa cukup senang bisa mengikuti dua acara tersebut. Hanya saja ia menyayangkan pemberitahuan acara Ngaji Gen Z yang menurutnya kurang menyeluruh dan hanya disebar melalui story-ig dan grup WhatsApp, sehingga banyak temannya yang tidak tahu dan tidak bisa hadir dalam acara tersebut.
Menanggapi hal ini, M. Daffa Assyahwal selaku penanggung jawab acara Ngaji Gen Z mengaku bahwa ia memang ingin memberikan sesuatu yang menarik pada acara puncak, yakni ngaji dengan tema mengobati patah hati gen-Z. Ia juga menambahkan bahwa kemungkinan faktor lain yang menyebabkan acara tersebut hanya dihadiri oleh segelintir peserta ialah tidak adanya minat dari mahasiswa atau waktunya yang tidak tepat karena bersamaan dengan Ujian Akhir Semester (UAS).
“Karena saya ingin memfokuskan pada Ngaji Gen Z. Jadi, saya kurang srek kalau menuliskannya dengan acara puncak karena nanti terlalu ribet. Melihat mahasiswa yang hadir sedikit ya pasti sedih,” ungkap Daffa.