Penulis: Farah Salma Nuraida
Editor: Sabitha Ayu Nuryani
Adik-adik maba, ngayal aja dulu tentang indahnya kisah romansa di dunia perkuliahan.
Sebelum kalian akan termakan dengan realita yang cukup meyakitkan.
Bulan-bulan ini merupakan bulan di mana para anggota dari berbagai macam organisasi internal kampus sibuk menyiapkan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK). Mungkin orang-orang lebih mengenalnya dengan ospek. Para kating yang memiliki jiwa-jiwa buaya mungkin sedang modus masuk ke grup maba guna mencari mangsa. Sedangkan para maba yang ingin mencari pasangan mungkin telah memulai khayalannya berpacaran dengan kating seindah yang ditayangkan FTV di berbagai channel TV. Dapat dimulai dengan bayangan memulai kisah bertabrakan di balkon kampus, berpapasan di perpustakaan, sampai bisa jadi ajakan makan siang. Sudahi halumu dulu, nak, karena PBAK yang diselenggarakan tahun ini sama seperti tahun lalu yaitu secara online hahaha.
Mungkin sebagian besar dari maba sudah berekspektasi ke mana-mana. Mulai dari indahnya dunia perkuliahan, ya walaupun online tapi bagaimanapun juga masa kuliah adalah masa yang tidak semua orang bisa merasakannya. Di mana kita tidak menjadi seorang pelajar pada umumnya yang selalu diarahkan ke mana-kemana. Tapi menjadi seorang siswa yang mencari jati diri kita. Karena memang nantinya kita akan dikejutkan oleh berbagai macam hal beserta orang-orang yang tak pernah kita duga sebelumnya.
Para maba pembaca setia Wattpad, penonton setia FTV, dan korban ke-uwuwu–an TikTok tentang kisah cinta kakak tingkat dan adik tingkat yang berjalan semulus prosotan kolam renang Ancol, mungkin mulai membayangkan kisah romansa kalian nanti akan tercipta seperti yang dilihat secara kasat mata. Bisa jadi juga kalian membayangkan ada dosen ganteng yang masih muda, suka mahasiswanya dan mahasiswa terpilih itu kalian. Atau paling nggak, tidak usah jauh-jauh ke dosenlah. Mungkin mulai membayangkan asisten dosen muda ganteng sedang mengajar menggantikan dosen yang bertugas dan berakhir cinta lokasi dengan anak kelas. Wah, apa jangan-jangan sibuk selfie guna mengganti profil WhatsApp untuk menarik perhatian para kaum buaya? Bolehlah, tidak ada larangan. Mengkhayal itu gratis kok, jadi kalian santai saja.
Tapi sebelum melanjutkan khayalan kalian terlalu jauh lagi, saya sebagai kakak tingkat yang memasuki semester 3 akan mengupas beberapa fakta. Dulu saya juga sedikit berkhayal seperti kalian. Oh, tidak berkhayal juga. Bahkan memiliki tujuan kuliah, masuk organisasi, dan mencari doi. Sayangnya keinginan tersebut tidak berlangsung lama karena dipatahkan oleh realita kehidupan perkuliahan yang sesungguhnya. Meskipun setahun menjadi mahasiswa online sudah sedikit dapat memahami dunia pendidikan yang bisa dikatakan cukup keras ini.
Baiklah, akan coba saya kupas beberapa sesuai sudut pandang saya selama menjadi mahasiswa. Saya yakin sebagian besar dari kalian membayangkan betapa enaknya menjadi mahasiswa yang kerjaannya cuman main ke sana kemari. Itu memang nyata kok. Tapi hanya berlaku sebentar, adik-adik. Sebelum kalian akan memasuki semester lebih tinggi dan mengikuti berbagai macam organisasi.
Untuk kisah romansa sendiri mungkin kalian akan berpikir enaknya mencari pasangan di dunia perkuliahan karena banyaknya pilihan. Saya minta tolong yang masih punya pemikiran tersebut tolong cepat dihapuskan. Saran saya, cepatlah cari doi terlebih dahulu karena saya yakin kalian butuh support system nantinya. Lalu kenapa tidak cari di kampus saja? Oh, tidak. Itu sangat sulit terjadi jika kalian tidak memiliki bakat memikat lawan jenis.
Sebelumnya, saya kasih tahu dulu. Jangankan untuk memikirkan pasangan, mungkin sudah tidak sempat lagi karena pemikiran kalian akan disibukkan dengan deadline tugas tidak berperikemanusiaan yang diberikan oleh para dosen.
Namun, untuk pasangan sendiri apakah dibutuhkan? Jika kalian merasa lelah dan butuh tempat untuk bersandar, saya rasa sangat dibutuhkan. Karena teman tidak akan dapat kalian tuntut untuk selalu ada. Sebab mereka juga akan sibuk dengan urusannya. Apalagi modelan teman-teman laknat. Berkeluh kesah kepada mereka bukannya lega, malah berakhir tambah sengsara. Iyalah, karena adu nasib akan terjadi begitu saja. Ya, meskipun pasangan juga tidak dapat dituntut untuk selalu ada tapi sedikit bertukar cerita dengannya–kalau kata anak Twitter zaman sekarang sih–is another level of happiness.
Lalu bagaimana dengan masuk organisasi atau menjadi kepanitiaan di beberapa event? Apakah dapat menjadi salah satu jalan pintas dari ajang pencarian jodoh? Ya, bisa jadi. Tapi realitanya tidak semudah itu, adik-adik. Bagaimana bisa kalian mencari pasangan di tengah-tengah keruwetan program kerja organisasi ataupun persiapan event? Bisa saja sih, apabila ada bakat permodusan dari kakak tingkat yang terpendam seusai acara atau dalam organisasi yang berkedok partner kerja.
Selanjutnya, jika kalian akan berpikir anak kuliah good looking semua layaknya konten kreator yang sering lewat di FYP TikTok kalian. Maka realitanya adalah salah besar. Ya ada yang kelewat good looking, tapi hanya beberapa saja. Ah, iya satu lagi. Sebagian besar dari mereka sudah memiliki pasangan. Jadi hentikan dahulu ekspektasi kalian sebelum menyesal.
Ah, iya satu lagi. Jangan sekali-kali kalian berpikir akan bertemu dengan dosen yang masih muda, ganteng, dan jomblo. Karena itu sangat mustahil terjadi. Kalaupun ada hanya 0,009% kemungkinan. Kenyataannya adalah para dosen sudah berkeluarga bahkan beberapa sudah memiliki seorang cucu. Ya, jika kalian bisa tebar pesona dan mendekati beliau para dosen bolehlah dapat anak atau cucunya. Tapi kembali lagi pada kemungkinan yang terjadi hanya 0,009%. Kalau kata Siska Kohl, “Selamat mencoba!”
Jika kalian masih bertanya, “Lalu apakah yang ditayangkan dalam FTV atau dituliskan pada cerita Wattpad itu tidak mungkin ada?” Pastikan kalian membaca catatan ‘ini hanyalah cerita fiktif belaka’. Apabila kalian masih berpikir, “Apakah yang lewat di FYP TikTok juga fiktif? Bukannya itu kisah nyata dari sang kreator?” Iya, memang ada. Namun, perbandingan tersebut hanya terjadi 1:100 saja. Hanya orang-orang beruntung yang dapat merasakannya. Selain memiliki face yang mendukung, dalam diri mereka juga terdapat hal yang menarik dan mampu memikat lawan jenis seperti yang saya katakan di awal tadi.
Jadi, kesimpulannya adalah bahwa dunia perkuliahan yang sejak dulu kalian mimpikan dengan berbagai macam kisah romansa adalah sebatas kisah fiktif belaka. Jika kalian mendapatkan kisah semulus jalan tol, maka saya ucapkan, ‘Selamat!’ Kalian adalah orang-orang terpilih yang berhasil membuat kisah indah tersebut. Kemudian, berhubung saat ini masih pembelajaran online apabila kalian mendapatkan pesan dari kakak tingkat yang berkedok membantu tugas atau menanyakan kesulitan janganlah kalian jual mahal. Tapi manfaatkan hal tersebut sebaik mungkin. Keluarkan jurus-jurus kata manis kalian guna memikatnya sebelum terlambat. Karena kesempatan tidak datang dua kali. Sekian tips dari saya, semoga membantu!