Penulis: Erika Putri Wulandari
Editor: Sabitha Ayu Nuryani

Sumber: Google.com.
Di dalam Islam dilarang keras namanya berpacaran, karena berpacaran adalah jalan maksiat yang sangat dibenci Allah SWT yang berakibatkan dosa besar. Tetapi, di dalam Islam tidak melarang untuk mencintai seseorang yang disukai. Jalan yang ampuh dan diridai oleh Allah SWT adalah dengan cara mendoakan orang yang kita cintai, urusan dikabulkan atau tidak itu urusan belakang. Kita cukup memperbaiki diri dan lebih taat dengan aturan agama jauhi larangan agama. Seperti kisah Fatimah Az-Zahra yang menyukai Ali bin Abi Thalib dengan cara mencintai dalam doa tanpa sepengetahuan Ali bin Abi Thalib.
Ada kisah seorang perempuan yang namanya Aisyah yang menyukai sahabat kecilnya yang bernama Akbar. Sejak dari kelas 1 SD sampai 6 SD bermain bersama, tetapi saat menginjak kelas 1 SMP terpaksa dipisahkan oleh pendidikan masing-masing. Si Akbar melanjutkan pendidikan SMP di Pondok Pesantren Bumi Sholawat di daerah Lebo Tulangan Sidoarjo, sedangkan si Aisyah melanjutkan pendidikan di SMP Al-Islah Surabaya di daerah Gunung Anyar Surabaya. Si Akbar melanjutkan pendidikan SMA dengan tetap di Pondok Pesantren Bumi Sholawat Lebo Tulangan Sidoarjo, sedangkan si Aisyah melanjutkan pendidikan SMK di Al-Islah di daerah Rungkut Tengah Surabaya.
Dalam persahabatan Aisyah dan Akbar, si Aisyah menyukai Akbar sejak pulang dari pondok pesantren karena liburan semester kelas 3 SMP. Si Aisyah menyukai Akbar karena anak pondokan yang identik dengan anak yang pintar agama, dewasa, dan pada saat itu si Aisyah sudah memikirkan bahwa Akbar cocok untuk menjadi imamnya. Si Aisyah mulai melakukan aksinya dengan mendoakan Akbar agar menjadi imamnya, dan mendoakannya hingga sekarang, meskipun bagi Aisyah itu mustahil karena si Akbar anak dari kalangan keluarga yang taat agama dan bapaknya adalah seorang ustaz di kampungnya. Sedangkan Aisyah, ia dari kalangan orang yang biasa saja bukan anak pondokan. Di dunia ini tidak ada yang namanya mustahil jika Allah meridai.
Di saat Aisyah selalu mendoakan Akbar setelah sholat dan sujudnya agar menjadi imamnya, Allah memberikan jalan yang tidak disangka-sangka untuk mempertemukan dengan Akbar walaupun cuma sebentar. Aisyah selalu berdoa, “Ya Allah, jika memang Akbar baik untuk aku dan agamaku dekatkanlah. Kalau memang Akbar tidak baik untuk aku dan agamaku tolong jauhkanlah, gantikan dengan seseorang yang terbaik menurut-Mu.” karena Aisyah yakin doa itu bagaikan sepeda yang dikayuh, semakin dikayuh terus akan sampai ke tempat tujuan. Sama halnya dengan doa, semakin kita sering mendoakan, semakin dekat dikabulkan.
Rintangan demi rintangan mulai timbul, Aisyah putus asa dalam berdoa sehingga tidak mendoakan Akbar lagi. Sebuah keajaiban muncul dari mimpi tidur Aisyah, Allah menghampiri Aisyah untuk mengatakan “Teruslah berdoa dan mendoakan dia akan Kukabulkan permintaanmu dalam waktu dekat, semangat ya hamba-Ku satu ini jangan menyerah asal hamba-Ku ini sabar.” Memang ya kalau kita menyukai seorang pria anak pondokan seperti si Akbar harus memendam kerinduan, karena anak pondokan kalau pulang cuma sebentar terkadang setahun cuma 2 kali itupun hari raya Idul Fitri dan Tahun Baru.
Di suatu ketika, si Aisyah lupa mengatur tampilan yang sebelumnya 1 menit menjadi 15 detik. Bapak Aisyah masuk ke kamar Aisyah untuk membersihkan AC dan melihat HP Aisyah yang menyala dengan tampilan foto Mas Akbar. Si Aisyah pun kaget, “Aduhh lupa mengatur tampilan HP-ku.” Bapak Aisyah pun mengatakan, “Nak, kamu masih suka dengan Akbar?”
“Iya Pak, Aisyah masih suka dengan Akbar,” ujar Aisyah.
“Doakan terus si Akbar, Nak, Bapak doakan semoga segera terkabul,” ujar bapak.
“Iya, Pak, Aisyah pasti akan mendoakan Akbar yang sekarang masih di pondok,” ujar Aisyah.
Di tahun 2020, Akbar menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren Bumi Sholawat Tulangan Lebo Sidoarjo selama 6 tahun dan akhirnya boyong. Hati Aisyah sangat bergembira karena sudah pasti ketemu Akbar setiap hari, meskipun dari kejauhan. Untungnya Aisyah dan Akbar bertetanggaan 1 RT dan 1 RW hanya berjarak sekitar 6 rumah aja meskipun tidak saling sapa-menyapa. Di saat malam itu, ibunya Aisyah menghadiri pengajian Yasin dan tahlil kampung di rumah Akbar lalu secara tiba-tiba uminya Akbar mengatakan kalau Akbar diterima di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Ibunya Aisyah pun mengatakan kalau Aisyah juga diterima di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tetapi dengan jurusan yang berbeda. Seketika ibunya Aisyah pulang, “Akbar 1 kampus sama kamu tetapi beda jurusan,” ujar ibu Aisyah. Dalam hatinya, Aisyah terharu campur aduk tidak karuan.
Besoknya setelah sholat Isya, Allah memberikan kejutan yang sangat luar biasa dengan mendatangkan Akbar dan keluarga untuk niatan meng-khitbah Aisyah, pada saat itu Aisyah berada di kamar atas sedang membaca Al-Qur’an. Ibu pun menghampiri Aisyah di kamarnya dan mengatakan, “Nak, ada kejutan yang selama ini kamu tunggu, pakai pakaian yang bagus, Ibu tunggu di bawah.”
Aisyah tidak tahu apa-apa tentang khitbah itu. Aisyah bergegas ganti pakaian dan turun ke bawah, dan ternyata Akbar meng-khitbah Aisyah. Aisyah duduk di tengah-tengah antara bapak dan ibu, Aisyah tersipu malu. Sang bapak menceritakan tentang taaruf antara Aisyah dan Akbar, “Nak, Akbar ini dulunya juga suka sama kamu, setelah lulus pondok Akbar minta izin untuk meng-khitbah Aisyah kepada Bapak. Proses taaruf antara kamu dan Akbar sudah berjalan 3 bulan, Bapak mohon maaf menyembunyikan tentang prosesnya.” ujar bapak. Aisyah pun menerima Akbar sebagai calon suaminya.
Setelah selesai acara khitbah, Aisyah bergegas masuk ke kamarnya dan melihat cincin yang melingkar di jari manisnya, dan Aisyah keluar dari kamarnya lalu mengatakan kepada ibu bapaknya, “Bapak, Ibu, ini mimpi kan?” ujar Aisyah. “Tidak, Nak, ini tidak mimpi, ini nyata,” ujar bapak. Aisyah langsung masuk ke kamarnya kembali dan melakukan sujud syukur karena doa yang selama ini dipanjatkan telah dikabulkan oleh Allah SWT.
Mencintai seseorang tidak perlu diungkapkan, cukup dengan didoakan. Kalau memang berjodoh, meskipun terpisah oleh jarak pasti ada jalannya apa pun keadaannya. Dekati Pencipta dulu baru yang diciptakan, apalagi ketika kita mencintai seseorang yang taat agama. Yang dirayu bukan orangnya, tetapi Tuhannya terlebih dahulu. Ingat, Allah bisa membolak-balikkan hati seseorang, jika mencintai seseorang luluhkan dengan doa, dan apa pun masalahnya kita harus melibatkan Allah pasti ending-nya bakal mengejutkan dan tidak akan mengecewakan.
TAMAT