Siapa yang tidak tahu dengan bangunan yang berkubah di kampus Uin Sunan Ampel Surabaya yaitu masjid Ulul Albab. Dalam tulisan kali ini, penulis ingin menyorot tentang kebersihan di sekitaran halaman masjid tersebut. Hampir di setiap hari aktif, sering sekali penulis jumpai sampah-sampah yang berserakan di sekitar halaman masjid Ulul Albab. Hal ini ,menurut penulis, menjadi pemandangan yang biasa bagi mahasiswa maupun dosen uin sunan Ampel Surabaya. Walaupun di halaman masjid telah di sediakan tempat sampah tetapi masih saja ada sampah-sampah bekas makanan ataupun minuman yang menghiasi halaman masjid Ulul Albab.
penulis kira, perlu kiranya penulis disini memberikan sedikit keluhan dari pribadi penulis sendiri dan semoga saja keluhan ini juga mewakili para mahasiswa yang lain dan ta’mir masjid Ulul Albab.
Sudah berkali-kali penulis melihat bahwa banyak mahasiswa yang semaunya sendiri saat membuang sampah dan tidak mau menjaga kebersihan di lingkungan masjid Ulul Albab. Padahal di setiap sudut halaman masjid telah di sediakan tempat sampah oleh pihak kampus. Dan untuk ta’mir masjid Ulul Albab sendiri masih belum sepenuhnya menjaga kebersihan di halaman masjid.
Sampai saat ini penulis merasa, menurut fikiran penulis sendiri, belum ada tindakan lebih lanjut dari pihak kampus maupun dari ta’mir masjid Ulul Albab sendiri untuk membereskan sampah-sampah yang berserakan di sekeliling masjid Ulul Albab.
Karena menurut penulis, diakui atau tidak masjid ulul albab menjadi tempat yang sangat sentral. selain sebagai tempat ibadah dan tempat pembelajaran outdoor bagi mahasiswa Uin Sunan Ampel Surabaya. tempat ini kadan menjadi tempat mahasiswa usai sholat, tempat diskusi, tempat pelepas lelah sejenak bagi mahasiswa setelah atau menunggu matakuliah, maka, penulis kira, sudah sepantasnya dan sudah seharusnya masjid Ulul Albab, baik halaman atau serambi masjid segera di ambil langkab tegas untuk pelanggar yang meninggalkan atau membuang sampah sembarangan di area masjid.
Begitu juga dengan kamar mandi, ada sebagian kamar mandi yang masih layak pakai meskipun kadang kala air kran tidak mengalir entah itu karena habis atau krannya yang sudah menua dan selayaknya untuk di ganti.
Lain kamar mandi lain pula dengan tempat khusus untuk kencing yang berada tidak jauh dari kamar mandi putra. Seringkali masih tercium aroma-aroma pesing dari kencing yang mungkin tidak di siram dengan banyak air. Walaupun ta’mir masjid sendiri sudah membersihkan tempat tersebut tatapi masih saja tercium aroma-aroma khas kencing tidak di siram tersebut. Terkdang penulis juga menjumpai ta’mir masjid yang membersihkan lantai wudhu, kamar mandi, tempat khusus untuk kencing hanya dengan menggunakan sikat yang panjang dan air tanpa menggunakan pengahrum. Mungkin di situ mengapa bau-bau khas tersebut masih ada walaupun sudah di bersihkan oleh ta’mir masjid.
Harapan penulis, semoga kebersihan masjid ulul albab seperti halaman masjid, serambi masjid, dan kamar mandi masjid lebih di perhatikan kembali karena kebersihan adalah faktor utama untuk menimbulkan rasa nyaman untuk berada di suatu tempat. Pada hakekat nya sendiri Allah mencintai sesuatu yang bersih dan indah, lalu mengapa hamba Allah acuh dengan kebersihan di sekitar nya. Bukan kah kebersihan adalah sebagian daripada iman.
(raffi)