FORMA(18/10) – Pada Kamis, 17 Oktober 2019, Studi Agama-agama (SAA) yang merupakan salah satu program studi di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, mengadakan sebuah praktikum yang dihadiri oleh Sisilia sebagai pemateri “Understanding the Roots of Religious Conflict and Early Warning Detection” dan Syaiful Hamdi yang menyampaikan materi “Traumatic Healing of Religious Conflict”.

Acara yang diadakan pada pukul 09.30 hingga 12.00 ini bertujuan untuk memahami akar konflik keagamaan dan usaha pencegahannya. Serta untuk mengetahui cara memulihkan trauma dari konflik keagamaan tersebut.

Feriyani Ummi Rosyidah selaku Ketua Program Studi SAA memaparkan, “Acara ini akan dilakukan satu tahun sekali, dan diharapkan mahasiswa SAA harus aktif. Khususnya mahasiswa semester tujuh karena sangat penting sebagai bekal menghadapi skripsi.”

Saat ditanya soal harapannya setelah adanya acara ini, Syaiful Hamdi mengatakan, “Saya harap mahasiswa UINSA khususnya SAA memperbanyak aktif di lapangan, mengamati bagaimana korban-korban trauma itu sendiri, dan juga bisa memberi inspirasi kepada mahasiswa lainnya dengan menulis dan melakukan beberapa riset.”

Sisilia pun menuturkan bahwa ia berharap setelah acara ini diadakan, mahasiswa SAA dapat membedakan gerakan-gerakan radikalisme. Ia juga menambahkan, “Konsen studi yang dipelajari di SAA sekarang harus seimbang dengan sekte atau golongan dalam Islam. Juga dengan orang-orang non muslim. Selain itu, sebisa mungkin kita juga menjalin hubungan baik dengan para salafi, wahabi dan ikhwanul muslimin untuk riset kita ke depannya.”

Salah satu mahasiswa yang hadir juga menyuarakan pendapatnya mengenai acara ini, “Bagi saya terselenggaranya acara ini sangat membantu, karena menjadi pengantar dari skripsi ke depan. Tapi, acara ini juga perlu ada sesi tanya jawab, dan perlu ada tambahan waktu untuk sharing. Karena waktunya saat ini sangat kurang untuk menjelaskan beberapa survei” ujar Nafis, mahasiswa SAA semester 5. (Jecker/Zaza)