FORMA(16/10) — Rabu, 15 Oktober 2019 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) mengadakan konferensi internasional kedua tentang masyarakat dan pemikiran muslim. Acara ini bertempat di gedung GreenSA Hotel Surabaya. Tema yang diangkat ialah “Challengging Religious Authority is Heresy and Illegitimate Choice?”, atau dalam Bahasa Indonesia memiliki arti “Apakah Menantang Otoritas Agama adalah Pilihan yang Sesat dan Tidak Sah?”.
Umam, selaku ketua panitia acara ini menuturkan bahwa tema ini masih berkolerasi dengan tema konferensi internasional pertama yang diadakan pada Oktober 2017 lalu. “Masih seputar respons dan pemikiran masyarakat muslim mengenai hal-hal yang tidak ada dalam ajaran islam murni.” Paparnya. Lebih jelas lagi, ia mengatakan bahwa pembahasan materi tahun ini lebih membahas tentang apa status perdukunan, pertabiban, klenik, dan segala hal yang tidak ada dalam islam murni, kemudian dikaji secara ilmiah dalam kacamata islam.
Enam narasumber salah satunya yaitu Nadirsyah Hosen atau lebih dikenal sebagai Gus Nadir hadir sebagai Keynote Speaker telah diundang oleh pihak panitia untuk mendukung pembahasan materi yang telah disiapkan. Narasumber ini dipilih karena dinilai telah memenuhi kualifikasi dan telah menjadi pakar di bidangnya. Enam speaker yang didatangkan pun memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Mulai speaker yang berasal dari internal UINSA, hingga speaker yang didatangkan dari eksternal UINSA. Seperti Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sains Malaysia (USM), serta dari Drew University Australia. Hal ini ditujukan untuk memberi kepadatan dan keragaman informasi.
Sedangkan kepanitiaan sendiri dipilih dari struktur dosen yang sudah ada. Karena acara ini merupakan acara besar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Namun tetap melibatkan mahasiswa sebagai pengisi acara. Sebagai Master Ceremony (MC), pengiring musik, pembacaan doa, dan bagian dokumentasi. Dosen yang dipilih menjadi anggota kepanitiaan juga menggunakan acara ini sebagai bahan Ujian Tengah Semester (UTS) bagi mahasiswanya. Karena acara ini dinilai relevan dengan materi perkuliahan di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.
Peserta acara ini terbuka untuk umum bagi siapapun yang mendaftar dan bersedia mengirimkan paper dengan bahasa internasional. Serta dapat bersedia untuk mengikuti jalannya acara konferensi internasional selama dua hari berturut-turut. Umam berharap para peserta dapat menghasilkan jurnal bertaraf internasional untuk nantinya dimasukkan ke dalam web jurnal internasional seperti Springerlink, Sage, dan web jurnal internasional lainnya.
Selain dari peseta yang mendaftar, ada pula peserta yang datang karena pengalihan kelas oleh dosen yang menjadi anggota kepanitiaan acara ini. Dewi, salah satu mahasiswa program studi Aqidah dan Filsafat islam (AFI) mengaku sangat terbantu dengan adanya perkuliahan di luar kelas seperti ini, karena dapat mengurangi rasa jenuh di kelas. (Luk/Mei)