Oleh; Firman Amrullah

google. com http Aderiyani. Blog

Belakangan ini generasi muda tengah disibukkan dengan aktifitas yang kurang bermanfaat sehingga membuat mereka menjadi kurang produktif. Apalagi di era millenial ini dimana semuanya bisa di akses dengan mudah hanya dengan sebuah alat, sebut saja ”gadget”. Dahulu alat ini mempunyai fungsi utama yaitu untuk kebutuhan komunikasi antar personal saja, namun seiring dengan berjalannya zaman dan berkembangnya teknologi yang seakan menembus ruang dan waktu dimana jarak tak menjadi masalah dan waktu tak terbatas lagi. Apapun bisa kita lakukan mulai dari hal kecil dan sepele hingga berbelanja secara online, tak perlu susah untuk datang ke mall atau toko lagi untuk mendapatkan barang yang kita inginkan, tinggal kita buka gadget buka aplikasi kemudian transaksi. Selamat datang para generasi millenium di era serba transparan, mudah dan instan.

Seperti yang telah kita ketahui saat ini, segalanya bisa kita akses tanpa perlu susah payah keluar rumah, panas panasan di terik matahari, terkena debu polusi dan lain-lain. Namun satu hal yang perlu kita waspadai sebagai generasi yang hidup di zaman Now ini, bahwa hidup hanya mempunyai dua pilihan yaitu menjadi baik atau sebaliknya, setiap pilihan ada tanggung jawab dan resiko tersendiri. Kenapa harus ada pilihan? yah hidup memang penuh dengan pilihan, kita tidak bisa menghindari itu. Logikanya ketika kita memilih menjadi baik, kabar sedihnya adalah tidak semua pihak senang dengan kebaikan yang kita lakukan, akan ada banyak rintangan yang menempa dan mengguncang kita terlebih dahulu, kemudian kabar baiknya ketika jiwa kita puas dengan apa yang telah kita perjuangkan ini adalah sesuatu yang bisa bermanfaat untuk orang di sekitar kita, berkah dari Allah SWT dan kebahagiaan yang setiap hari kita rasakan, karena memang menjadi baik adalah sebuah pilihan.

Mari kita ambil contoh seorang pengusaha muda yang telah sukses, punya banyak uang ,mobil, apartmen megah dan outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, bisa kita bayangkan berapa omset yang dia dapat perbulannya. Namun tidaklah etis jika kita hanya memandang hanya dari satu sisi saja yaitu kesuksesannya tanpa melihat bagaimana perjuangan pengusaha itu ketika membangun dari nol, dia harus merangkak, berdarah darah, di hina dan sebagainya. Namun hal itu bukanlah menjadi hambatannya karna dia adalah seorang pejuang yang memang harus dia hadapi dengan hati ikhlas dan dengan harapan besar nantinya, hingga akhirnya sampailah dia di titik teratas perjuangannya yang bisa dia nikmati dengan keluarga, menjadi donatur tetap sebuah lembaga kemanusiaan. Hal itu yang perlu kita contoh sebagai generasi kids jaman now ini.

Begitupun pilihan yang kedua tak kalah sulitnya, yaitu sifat buruk. Kebanyakan orang berfikir bahwa sifat buruk ini mudah dilakukan karena tidak terikat aturan atau bebas dalam implementasinya. Namun mindset seperti ini tidaklah benar jika dipandang dari sisi yang lain yaitu ketika sifat buruk ini dilakukan, banyak pihak yang dirugikan oleh perilakunya karena di nilai tidak ada nilai moral atau positive value di kalangan masyarakat. Bahkan sifat ini merupakan sifat tercela dalam tatanan sosial, misalkan ada seorang pemuda yang dia lakukan hanya berjudi dengan teman sepergaulannya sedangkan dia adalah seorang pengangguran, ketika dia berjudi dia harus mencuri uang orangtuanya, merampok , membobol rumah tetangga dimana yang demikian itu sangatlah beresiko mengancam dirinya dan dapat merusak nama baik keluarga di lingkungannya.

Terlepas dari era digital saat ini dimana informasi sangat mudah didapat dan dikonsumsi khalayak umum, mulai dari yang tidak mengenyam pendidikan hingga yang telah menyandang gelar professor, anak anak, dan para orang tua. Namun ketika kita sebagai konsumen tidak bisa bijak menyaring informasi yang  tidak jelas sumbernya, ketika zaman telah memberi fasilitas dengan segala ke instan nan nya hingga tidak memberi ruang kita untuk memakai tenaga, mengasah otak, dan lainya disaat itu pula kita lebih banyak terbuai dan seakan  menjadi obat candu hingga membentuk mental dan kepribadian yang serba instan. Misalnya saja dari penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia sangat tinggi jika dibandingkan dengan Negara Eropa atau Asia yang notabene penduduknya mempunyai tingkat ekonomi yang mapan.

Hal ini menunjukkan bagaimana gaya hidup penduduk Indonesia saat ini, berbeda dengan zaman dulu ketika harus menempuh jarak yang jauh dengan berjalan kaki atau dengan menaiki sepeda ontel tua, dengan itu pun sudah harus banyak beryukur dari pada harus rela berjalan kaki. Namun saat ini Indonesia adalah Negara dengan penduduk konsumtif bahkan ada beberapa bahan makanan pokok masih harus impor dari Negara eropa untuk mencukupi kebutuhan pangan negeri ini. Untuk itu Sebagai generasi muda Indonesia yang tidak bisa terbebas dari tuntutan era digital dan sebagai penerus tahta kemerdekaan yang telah di tukar dengan segenap jiwa raga dan darah para pejuang negeri ini, sepatutnyalah kita menjadi pelopor kekuatan yang selalu membara,cerdas, mandiri, sehingga tidak lengah dengan segala bentuk penjajahan moral yang tengah dilakukan bangsa Eropa kepada rakyat Indonesia khususnya kaum muda mudi Indonesia saat ini.

*)Mahasiswa Ilmu Alqur’an dan Tafsir Semester 5