Reporter : Adi Swandana E.P., Lina Nur Fitri Fauziyyah

Editor : Ardita Sindy C

FORMA (01/06) – Terhitung sejak Maret lalu, Klinik Pratama melayani pelayanan kesehatan gratis bagi mahasiswa Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Mahasiswa bisa mendatangi klinik saat jam operasional, yaitu Senin sampai Jum’at, sejak pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Namun, klinik yang telah pindah di samping gedung B2 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) ini tampak sepi pengunjung.

Klinik tersebut melayani pemeriksaan kesehatan umum, konsultasi kesehatan mental, pemeriksaan kesehatan mulut dan gigi, serta pemeriksaan kesehatan oleh bidan. Namun, tidak semua pemeriksaan dan pelayanan kesehatan dapat diberikan oleh Klinik Pratama. Hal itu disebabkan pihak klinik hanya melayani pemeriksaan penyakit ringan dan tidak semua biaya ditanggung oleh universitas.

Nurul Fauziyah, mahasiswi S1 Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang sering berobat ke klinik tersebut mengakui adanya manfaat bagi mahasiswa, khususnya di bidang kesehatan.

“Pelayanannya bagus, sangat nyaman, obat-obatan lumayan lengkap dan fasilitas memadai. Hanya saja, mungkin tidak banyak yang tahu soal klinik ini,” ujar Nurul.

Anjani Putri Retnaninggalih selaku Koordinator Pelayanan Medik mengatakan alasan klinik sepi pengunjung adalah kurangnya sosialisasi. Selain sosialisasi, kurangnya sumber daya manusia yang tersedia juga menjadi kendala dalam pelayanan kesehatan di klinik ini.

“Belum adanya perawat yang turut membantu dan masih kosongnya posisi dokter gigi dikarenakan dokter yang sebelumnya sudah berhenti bekerja,” keluh Anjani.

Anjani juga menghimbau kepada para mahasiswa untuk tetap menjalankan protokol kesehatan di tempat-tempat tertutup karena pandemi masih belum berakhir. Serta sebagai solusi dari permasalahan sosialisasi, ia menghimbau mahasiswa lama yang mengetahui klinik tersebut untuk berbagi informasi kepada para mahasiswa baru. Harapannya, informasi tentang adanya pelayanan kesehatan gratis yang telah disediakan oleh pihak universitas dapat tersebar. 

“Sangat disayangkan jika tidak digunakan, karena biaya pelayanan bagi mahasiswa S1 sudah di-cover oleh pihak kampus,” pungkas Anjani.