
Reporter : Nathasya Putri Aprillian dan Muhammad Chaidar
Editor : Dwi Rachma Aulia
FORMA (31/10) Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (SEMA FUF) telah menggelar acara Kongres Luar Biasa di Gedung Aula B3 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) pada Rabu (30/10). Acara yang turut dihadiri oleh perwakilan setiap ORMAWA (organisasi kemahasiswaan) se-FUF (SEMA, DEMA, HMP, UKK dan UKM) ini memutuskan hasil sidang sanksi bagi DEMA FUF adalah pemecatan ketua dan menaikkan wakil ketua.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan kesepakatan sidang yang menyetujui 2 opsi dengan afirmasi tidak terbatas. Hal ini menyebabkan perdebatan panjang antara pihak DEMA FUF yang menginginkan keberlanjutan sisa kepengurusan dan beberapa perwakilan ORMAWA serta UKM yang menghendaki DEMA FUF dibekukan. Kongres Luar Biasa tersebut diadakan sebagai tindak lanjut dari rapat evaluasi yang dilakukan oleh SEMA FUF bersama dengan anggota DEMA FUF.
Sebelum Kongres Luar Biasa dilaksanakan telah dibuat suatu kesepakatan yang menimbulkan ricuh sebab saling berbalas argumen. Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 60 menit, palu diketuk sekali yang menandakan dibukanya sidang inti acara.
Pimpinan sidang memulai acara tepat pada pukul 11.00 WIB. Namun, diawal kongres tampak berjalan lambat dikarenakan pimpinan sidang kurang menguasai tata tertib sidang. Keadaan tersebut menyebabkan skorsing sidang hingga 5 menit.
Terkait hal ini Umar Faruq selaku senat mahasiswa mengakui bahwa pimpinan sidang memang kurang berpengalaman.
“Kalau melihat pimpinan sidang memang dari awal kurang berpengalaman, sehingga ada beberapa lobbying yang perlu disepakati oleh forum.” terangnya.
Terpantau acara berjalan lancar, meski sering terjadi kegaduhan sebab pro-kontra antar peserta sidang mengenai beberapa komisi. Dema terbukti melanggar beberapa pasal terkait administrasi dan beberapa kinerja.
Maulida Laili Fajrin, sebagai Wakil Ketua DEMA FUF sekaligus pelaksana tugas yang ditunjuk menggantikan Ibnu Athaillah mengatakan bahwa DEMA FUF akan sangat serius dalam mempersiapkan program kerja yang tersisa.
“Dari Dema sendiri mengusahakan diganti dengan alasan proker yang akan dilancarkan termasuk dies natalis, mengapa harus diragukan?” ucap mahasiswi semester 7 tersebut.
Laili berharap untuk seluruh pengurus anggotanya agar ikut mensukseskan dies natalis sebagai pembersih citra DEMA FUF. Selanjutnya ketika ditanya tentang pesan untuk Ibnu, ia hanya mengirim Fatihah.
“Kalau untuk Kak Ibnu, kita kirim al-Fatihah saja ya buat dia.” ucapnya ketika ditanya harapan untuk Ketua Dema FUF sebelumnya.