Penulis: Erika Putri Wulandari
Editor: Sabitha Ayu Nuryani

Sumber: google.com.
Di setiap manusia punya kehidupan masing-masing ada yang kaya ada juga yang sederhana. Setiap manusia pasti mengalami masa kejayaan kehidupan, tetapi kapan terjadi ada juga yang masa kejayaan sudah habis diganti dengan masa kesederhanaan. Kehidupan diputar bagaikan roda yang berputar.
Aku lahir dari keluarga yang sederhana. Aku dilahirkan dengan kehidupan yang apa-apa harus mandiri, jika ingin menginginkan sesuatu harus menabung terlebih dahulu dalam jangka waktu yang cukup lama contohnya dulu aku ingin membeli HP yang spesifikasinya tinggi dibalik itu aku menginginkan HP aku harus menabung sedikit demi sedikit dalam waktu 2 tahun, setiap harinya aku diberi jatah saku oleh orangtuaku 30 ribu rupiah per hari. Alhamdulillah orangtuaku bisa membiayai UKT kuliah, meskipun awalnya aku tidak mau kuliah karena aku sudah interview pekerjaan dengan niatan untuk mengurangi beban orangtuaku alhasil orangtuaku memaksa untuk kuliah dulu, dan menjadi harapan besar bagi orangtuaku. “Nak, kuliah dulu ya, jangan kerja, biar Bapak sama Ibu bisa merasakan bagaimana mempunyai anak yang berpendidikan tinggi, meskipun Bapakmu lulusan SMK dan Ibumu lulusan SD, dan bisa menjadi contoh yang baik buat adik-adikmu.” ujar bapak ibu tercinta.
Berbeda dengan anak dari kalangan orang mampu minta ini itu langsung dikasih tanpa harus menabung dulu. Dilahirkan sebagai anak sederhana adalah anugerah yang sangat luar biasa, karena memiliki sifat kerja keras. Orangtua sering mengatakan kata kiasan “jangan melihat ke atas lihatlah ke bawah” dan maksud dari kata kiasan tersebut “jangan melihat orang yang mampu, lihatlah orang dari kalangan kekurangan.”
“Syukuri aja apa yang Tuhan beri, kita masih bisa makan setiap hari walaupun hanya nasi, tahu, tempe, dan ikan asin,” kata orangtuaku. Semakin kita banyak-banyak bersyukur Tuhan akan melipatgandakan nikmat-Nya. Terkadang aku juga iri dengan orang dari kalangan mampu, tetapi itu dulu sekarang sudah kuubah mindset-ku “bagaimana caranya aku bisa seperti orang itu” di balik mindset-ku aku harus kerja keras, banting tulang, memiliki semangat kerja yang tinggi, karena setiap orang mempunyai waktu kejayaan masing-masing dan waktu yang berbeda. Orang mampu pun sebelumnya juga sudah pernah merasakan bagaimana hidup dengan serba sederhana. Usaha, doa, dan ikhtiar adalah kuncinya dalam menuju kesuksesan, tanpa adanya itu usahamu akan sia-sia, di dunia ini tidak ada yang namanya instan, apa pun harus dengan usaha.
Sukses itu tidak memandang lulusan SD sederajat, lulusan SMP sederajat, lulusan SMA/SMK sederajat, S1, S2, dan S3. Sudah banyak orang di luar sana yang sudah mencapai sukses tanpa harus memandang riwayat pendidikan, mulai dari tukang sayur keliling sekarang menjadi bos sayur, ada juga yang dulunya menjadi tukang becak keliling sekarang juragan becak, ada juga yang dulunya tukang ngamen sekarang menjadi artis entertainment seperti Evan Marvino, aktor dari film Anak Jalanan di kanal SCTV. Ada sebuah kata peribahasa yang bisa buat motivasi, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”, yang memiliki arti bahwa untuk sukses dan berhasil, kita perlu berusaha semaksimal mungkin untuk meraih kesuksesan yang kita impikan. Tentu, prosesnya tidak selalu mudah dan mungkin akan menghadapi berbagai tantangan. Tapi, yakinlah bahwa ada harapan kalau kesuksesan yang diinginkan berpotensi terwujud asal kita mau berusaha dengan baik. Pastinya badan kita capek, letih, dan stres asal jangan ada kata menyerah, istirahat sejenak, kumpulkan tenaga yang baru untuk meneruskan perjuangan menuju kesuksesan.
Sebagai anak, kita harus menggunakan waktu sebaik-baiknya dalam proses menuju sukses karena kita bersaingan dengan umur orangtua yang tidak tahu kapan dipanggil oleh Tuhan. Anak mana yang tidak mau melihat orangtua bahagia selagi masih hidup? Orangtua tidak akan menuntut apa pun kepada seorang anak. Dan jangan lupa minta restu orangtua ketika akan dikerjakan, karena aamiin-nya doa orangtua langsung dikabulkan oleh Tuhan. Ingat, orangtuamu dulu lebih susah, letih, dan capek di saat merawat kamu di saat kecil dan saatnya kamu berbalas budi kepada orangtua dengan cara menyukseskan dirimu.
Ibu…
Bapak…
Sehat terus yaa,
jangan cepat-cepat pergi.
Lihat aku sukses dulu, rasain pakai uang aku dulu, beli apa pun yang kalian mau pakai uang aku, jalan-jalan pakai uang aku, pokoknya harus ngerasain hasil jerja aku dulu.
Aku cuma mau bahagiain kalian, aku mau lihatin ke kalian kalau aku sudah dewasa dan bisa bahagiain kalian.